Inilah sajak negeriku
Kulihat para pejabat bersandar di kursi putar,
Geraham tajam mengunyah kertas
Berbilang bulan upah ditambang
Inilah sajak negeriku senja ini
Kucing liar  memburu tikus
Mencuri gandum di lumbung negeri
Maling -maling menulis dengan linggis Â
Perut buncit berisi susu jatah jelaga
Inilah sajak negeriku
Pembangunan di obok-obok gelombang pasang
Asap pabrik merambat di atas gubug
Merasuk lewat tinggkap, memahat tiang penyangga
Inilah sajak negeriku
Di laut bulan berlayar menuju pagi
Bocah pemulung melitasi hidup,
di antara mobil mewah merangkak
Berpayung mega, meraba jalan pulang
Inilah sajak negeriku senja ini
Punggawa menyusun gundik di hotel berbintang
Menggali lobang setinggi badan
Menimbun siasat bersama sampah
Menyulam  selendang dalam gelap
 Inilah sajak negeriku senja ini
Orang pinggiran terlelap dalam buaian semilir
Berak di hamparan pantai.dengan tudung di kepala
Hidup.bergerombol bagai sapi liar di rimba negeri
Inilah sajak negeriku
Hujan menggila mengerat atap rumbia
Air cucuran muntah ke kamar
Mencuci kelambu kumal kehilangan corak
Saat  kunjungan mendadak,
Sepatu mengkiliat celana berlipat,
biar kuman tak.menyebar kolera
Hidung dimasker kain kasa,
karena.kelambu menebar aroma busuk
Inilah sajak negeriku
Berbilang tahun merangkak di persada,
Tak sekalipun matahari menyinari gubug
Dari nol kilometer hingga kaki langit Papua
Negeriku.tetap meradang
Lhokseumawe, Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H