Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Sajak Untuk Negeri

20 Desember 2023   20:31 Diperbarui: 20 Desember 2023   20:57 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Pixabay 

Inilah sajak negeriku
Kulihat para  pejabat bersandar di kursi putar,
Geraham tajam mengunyah kertas
Berbilang bulan upah ditambang

Inilah sajak negeriku senja ini
Kucing liar  memburu tikus
Mencuri gandum di lumbung negeri
Maling -maling menulis dengan linggis  
Perut buncit berisi susu jatah  jelaga

Inilah sajak negeriku
Pembangunan di obok-obok gelombang pasang
Asap pabrik merambat di atas gubug
Merasuk lewat tinggkap, memahat tiang penyangga

Baca juga: Negeri Aneh

Inilah sajak negeriku
Di laut bulan berlayar menuju pagi
Bocah pemulung melitasi hidup,
di antara mobil mewah merangkak
Berpayung mega, meraba jalan pulang

Inilah sajak negeriku senja ini
Punggawa menyusun gundik di hotel berbintang
Menggali lobang setinggi badan
Menimbun siasat bersama sampah
Menyulam  selendang dalam gelap

 Inilah sajak negeriku senja ini
Orang pinggiran terlelap dalam buaian semilir
Berak di hamparan pantai.dengan tudung di kepala
Hidup.bergerombol bagai sapi liar di rimba negeri

Inilah sajak negeriku
Hujan menggila mengerat atap rumbia
Air cucuran muntah ke kamar
Mencuci kelambu kumal kehilangan corak
Saat  kunjungan mendadak,
Sepatu mengkiliat celana berlipat,
biar kuman tak.menyebar kolera
Hidung dimasker kain kasa,
karena.kelambu menebar aroma busuk

Inilah sajak negeriku
Berbilang tahun merangkak di persada,
Tak sekalipun matahari menyinari gubug
Dari nol kilometer hingga kaki langit Papua
Negeriku.tetap meradang

Lhokseumawe, Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun