Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Kau

18 Desember 2023   11:58 Diperbarui: 18 Desember 2023   12:43 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  Hai...
Kenapa berkacak pinggang menopang langit
Mengupas kulit bumi dalam buaian teori
Melipat jarak bumi dan matahari
Emangnya siapa Kau?


Hai
Kenapa  mengusir pelangi setelah hujan
Menggelar hijab antara bumi dan bulan
Menikam dalam tumpukan, lalu mengusir matahari
Emangnya siapa Kau?


Hai .  
Mengapa berlindung dibalik nama- Nya
Mengobral ayat , menjual petuah
Berlindung dibalik perisai suci
Emangnya siapa Kau?


Kau...
Bukankah  Kau yang  membius ingatan para penikmat
Datang bersungut dan manggut- manggut
Berkhotbah di atas mimbar menelanjangi bumi
Dengan lidah sedepa kau hujah dunia
Rupanya Kau

Baca juga: Kau Semakin Tua


Kau gali sumur di tengah padang Sahara
Para musafir memuja titahmu antara lapar dan dahaga


Kau...
Kau pikir sandiwara mu luput dari cakar- nya
Sebelum Kau jadi mangsa dan buruannya


Pulang!
Pulanglah ke titik nadir
Bertasbihlah menghapus titisan kelam
Bersujud menjemput kasihnya
Sesungguhnya Dia  maha tau
Kemana lidahmu melaju?


Lhokseumawe,  Desember 2023
  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Aku dan Penyair

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun