Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasamu adalah Representasi Kepribadian dan Pikiranmu

17 Desember 2023   13:16 Diperbarui: 19 Desember 2023   18:28 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bahasa | sumber: shutterstock

Oleh: Mukhlis, S.Pd.,M.Pd.

"Waduh...! Ngeri sekali bahasa yang diucapkan. Oh... itu baru dengar bahasa anaknya, belum kata-kata yang ducapkan ibunya, lebih sadis dan mengenaskan". 

Itulah sekelumit dialog yang lewat di kuping penulis pada suatu hari. Dialog tersebut memberikan sebuah inspirasi dan gagasan kepada penulis untuk menulis artikel yang mengulas tentang bahasa adalah sebuah representasi  kepribadian dan pikiran manusia.

Secara linguistik, setiap manusia tidak menurunkan bahasa kepada generasi berikutnya. Dengan kata lain, bahasa tidak dapat diwariskan kepada anak cucu kelak, akan tetapi yang dapat diwariskan adalah gen. 

Bahasa dalam konteks tersebut hanya berfungsi sebagai media untuk menyampaikan informasi kepada sesama. Sementara gen adalah sesuatu yang berhubungan dengan sifat, tabiat, dan karakter dan dialiri dalam darah manusia. 

Gen ini mewarisi seluruh sifat dan karakteristik yamg dimiliki. Apabila karakter baik, maka baiklah bahasanya.

Sebenarnya tulisan ini lahir karena adanya sebuah fenomena kebahasaan yang berkembang begitu cepat pada media sosial. 

Kebahasaan yang fenomenal tersebut berkaitan dengan bahasa atau diksi yang digunakan salah satu pasangan capres . 

 Sumber gambar: Pixabay 
 Sumber gambar: Pixabay 

Dalami bahasa tertentu hal ini dianggap sangat kasar dan di luar kepantasan yang tidak selayaknya diucapkan oleh figur terbaik saat ini. Akan tetapi, bukan itu yamg menjadi ulasan dari bentangan tulisan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun