Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeriku Kalang Kabut

12 Desember 2023   11:01 Diperbarui: 12 Desember 2023   11:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duhai negeri!
Betapa mendesah suaramu
Pesta  bercampur fitnah bertebaran di punggung mu
Debat- debat larung berlarung merebut ujung
Sandiwara bertokoh dewi keadilan  dibalut dusta


Duhai negeri nan elok
Permadani bermahligai emas diperebutkan
Kawan dijegal di persimpangan politik
Orang orang miskin jadi tumbal
Petani dimakmurkan  dalam retorika
Nelayan dibela bagai ombak mengusap pantai
Reformasi melahirkan ambiguitas
 
Duhai permadani hamparan bersulam emas!
Teriakan demokrasi memekakkan telinga
Semua menunggang mu demi kepentingan sesaat
Gubug- gubug jadi favorit dalam semusim
Si miskin meratap mengiba kasih, 

Duhai negeri dalam impian
Berjuta orang antre  di pinggang demokrasi
Menanti pemimpin  lahir dari persalinan panjang
Negeriku bunting demokrasi pada bulan purnama penuh
Bidan- bidan sibuk menggusur tali pusar
Ketuban duluan pecah menyeruak
Pemimpin dipastikan sungsang  


Duhai negeri bunting demokrasi
Cercaan  meracuni negari
Ghibah menyasar kemana suka
Kawan menjadi lawan
Lawan dipinang ke pelaminan


Lhokseumawe,  Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Lelaki Perayu Receh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun