Duhai negeri!
Betapa mendesah suaramu
Pesta  bercampur fitnah bertebaran di punggung mu
Debat- debat larung berlarung merebut ujung
Sandiwara bertokoh dewi keadilan  dibalut dusta
Duhai negeri nan elok
Permadani bermahligai emas diperebutkan
Kawan dijegal di persimpangan politik
Orang orang miskin jadi tumbal
Petani dimakmurkan  dalam retorika
Nelayan dibela bagai ombak mengusap pantai
Reformasi melahirkan ambiguitas
Â
Duhai permadani hamparan bersulam emas!
Teriakan demokrasi memekakkan telinga
Semua menunggang mu demi kepentingan sesaat
Gubug- gubug jadi favorit dalam semusim
Si miskin meratap mengiba kasih,Â
Duhai negeri dalam impian
Berjuta orang antre  di pinggang demokrasi
Menanti pemimpin  lahir dari persalinan panjang
Negeriku bunting demokrasi pada bulan purnama penuh
Bidan- bidan sibuk menggusur tali pusar
Ketuban duluan pecah menyeruak
Pemimpin dipastikan sungsang Â
Duhai negeri bunting demokrasi
Cercaan  meracuni negari
Ghibah menyasar kemana suka
Kawan menjadi lawan
Lawan dipinang ke pelaminan
Lhokseumawe, Â Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H