Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Anakku, Ini Zaman Apa?

9 Desember 2023   14:23 Diperbarui: 9 Desember 2023   14:44 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Kabut sutera warna ungu terus membelenggu.
Bunga -bunga berguguran ditampar angin demokrasi
Di halaman sekolah nan rindang
Dekat perpustakaan yang kedinginan
Di antara pohon asam jawa menawar rasa
Di atas teratak batako,  
Aku mengelus dada
melelehkan air mata pada tanah air

Anakku!
Ini zaman  apa?,
Peradaban digilas arus,
Apa yang bisa kuwariskan buat kalian?
Belajar mengeja petuah orang
Tentang putaran bumi dan matahari
Duduk mendengkur di pojok kelas
Menyimak jiwa berdendang tembang


Anakku!
Kami adalah angkatan  salah kaprah.
Korban sistem tak tertata
Isi perut jadi tujuan menggapai harap
Rupiah kami sulap untuk sesaat
Melacur pada ide dan kesombongan
Besar pasak dari tiang

Anakku!
Kami meraba di pagi buta
Mengarsir matahari
Padahal kami baru tertatih menghafal konsep
Kami lumpuh menata masa depan
Hingga tak mampu mengantarmu meramu hidup

Anakku!
Salah kami berlipat empat
Menjual  dongeng pengantar tidur
Sampai kalian berhimpitan mencari mimpi

Anakku!
Kami terlalu pongah dan menggurui
Karena kami tidak menguasai ilmu
untuk membaca  masa lalu dan kini


Anakku!
Bangsa ini dihantam  gelombang  edan.
Cita - cita terlalu kaku
Kebijakan tidak baku dan berliku
kadang batu bersorak lantang mengubah haluan

Anakku!
Tetapi aku keras bertahan,  
di negeri tak bertuan
mendekap akal merangkul  jiwa
Karena logika sesat mencari mangsa
biarpun tercampak di selokan demokrasi

Anakku!
Pendidikan negeri ini  seperti dadu
terperangkap di meja judi menjadi taruhan,
yang diundi berbagai kepentingan

Sabu- sabu menyerbu dari segala penjuru
Akhlak  digadaikan.
Kampung- kampung didera narkoba
Gubug- gubug digusur
Tanah gembur ditumbuhi gedung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun