Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Pejuang di Ujung Mesiu

5 Desember 2023   08:22 Diperbarui: 5 Desember 2023   08:54 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay 

Lelaki tambun muncul  di ujung  mesiu dan meriam
Wajahnya garang bagai singa kelaparan
Kukunya  baru tumbuh, ketika  raungan meriam  diam

Mengaku menelan puluhan musuh ketika rusuh
Padahal mengembara jauh  ke negeri seberang bekerja sebagai antek musuh

Retorika perjuangan berapi- api menghipnotis  pemuda  lugu yang  belagu
Dulu, ketika para bayi merenggang nyawa di pangkuan ibunya,
Ketika para gadis dicabut keperawanan di depan ayah kandungnya
Ketika para ayah dicium peluru panas dengan bertelanjang dada di depan anaknya
Ketika ibu hamil dibedah perutnya oleh musuh dengan bayonet
Ketika rumah. meunasah dan mesjid  jadi api unggun,

Dia tersenyum sinis sambil merayakan kemenangan dalam batinnya.

Topan badai sudah berlalu
Dia  tak punya malu mengaku sebagai penghubung
Mulutnya bau, nafasnya bagaikan nafas naga  
Sekarang dia perlente bagai bunga bangkai  di pinggir jamban

Dia kini menjelma seperi burung pemakai bangkai
Merasa sudah berbuat lebih untuk sebuah prahara yang berlalu.
Sekarang pulang datang mendulang hasil pejuang sejati yang tak pernah lekang

Ternyata keberaniannya bersembunyi dibalik dinding  kesopanan telah menjadikan dirinya raja.
Sabarlah para pejuang  sejati, karena engkau telah menjadikan dirimu lilin   


Baca juga: Surga di Ujung Jari

Lhokseumawe, Desember 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun