Rantai kenangan terbungkam di pintu kalbu
Gaya centil mu membekas dalam angan
Cahaya pelangi merona senyawa dengan bulan separuh di pipimu
Kau rampas jiwa ini dalam kerinduan
Bayangan surya siang merampas kenangan indah
Dentingan jam merangkak di jalan kasih
Kadang angin barat mengantar aroma hangatnya tubuhmu,
ketika jiwa menerawang namamu
Wahai setengah jiwa
Mengapa bayangmu berlarian dalam jiwa
Dua puluh tahun Kau menyulap diriku gila dalam pesonamu
Padahal setiap hari bergumul dengan kenangan dalam gubug kalbu berdebu
Puluhan bidadari merayu syahdu dalam kalbu
Tak satupun mampu mengganggu malamku
Andai satu menit kau melampaui di hadapanku
Aku pasti meracau dalam duka
Rindu akan berserakan dilantai cinta beralas mesra
Di pinggang malam aku terbangun
Menatap betapa cantiknya dirimu,
 saat dibekap sang rembulan
Aku cemburu pada kapas bersarung pelangi,
ketika dia menemani malam mu
Lhokseumawe, 5 December 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H