Malam ini ku telusuri lorong waktu,
dengan berulam air mata
Bersuluh bulan melewati parit -parit duka, diapit aroma darah sisa reruntuhan pekan lalu
Petualangan malam  telah mengusik jiwa diiringi isak tangis bocah tak berdosa, setengah jasadnya terhimpit reruntuhan bangunan
Ku coba mengalih pandangan ke arah kerumunan orang tak bernasib,
tapi jiwa mengaduh tak mampu berteduh dari duka
Lembaran alamat ku telusur  mencari tanda,
Dalam sekejap gerimis menetes di sudut pelipis memerah
Langkah gontai merapuhkan sendi dengan imaji menerawang kisah pagi itu
Pagi itu kelabu melukis kisah dalam waktu semasa
Kokok ayam jantan telah mengusir para penduduk berumah di tanah lapang
Goncangan dahsyat pagi itu adalah jemputan syuhada berjamaah menuju langit ketujuh tak menikung
Awal Desember berlalu menetes kesan berketurunan
Menggores kisah dalam sejarah panjang
Menjadi cerita dalam mengurus kalbu
Para penghuni syurga menyulam senyum, saat jiwa berpamitan dalam hentakan
Ketika lorong waktu berhenti pada pusaran kisah
Aku melayat pada puing- puing berserakan,
Menggusur makna di balik gemuruh alam seketika
Lhokseumawe, Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H