Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kepada Pemilik Tinta

1 Desember 2023   09:11 Diperbarui: 1 Desember 2023   09:31 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Pixabay 


Tinta mu pudar
Meluncur bagai bandang
Menerjang
Meluluhkan- lantakkan kota tua
Bahasa mu indah merayu jiwa  lugu


Syahdu...
Membusur laksana panah diterpa angin


Tinta mu merah  
Menyalak
Membakar tragedi semusim
Untaian bait tak bergeming mengubah negeri
Syair mu memuja syahwat  dalam  gambut berlumpur

Hai  penyair salon...

Di mana kau telungkupkan nyalimu
Kau tiarap dalam glamor  cinta sesama
Memuja, membakar dupa mengasapi keindahan dengan sajen birahi
Kenapa ujung pena mu mandul?
Pucat pasi  di mata pemangsa keadilan

Kawan....

Baca juga: Kepada Mantan Pacar

Beranikah kau?
Semprotkan tintamu ke muka penjarah negeri
Menebas...
Geraham munafik dibalut dasi  menjerat mangsa
Beranikah kau ?
Penggal perompak  negeri  dengan kilatan mata pena
Beranikah kau ?
tumpahkan tinta panas di langit persada negara

Kawan...
Jutaan jelaga
Melambai pada keadilan
Jutaan  ranting menanti  kumpulan embun raksasa menguap di ujung pena
 Ribuan wajah memelas digusur berkasus-kasus
Ribuan  penganggur antri mengapit map lusuh di gerbang negeri

Kawan...
Mereka tergerus siklus hidup di negeri subur
Bergerombolan  melompat lewat selat  mencari hidup
Dalam tintamu mereka bersenyawa  


Beranikah  kau?
kau.goreskan  nasibnya pada mata hari bersandar di kepalamu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun