Â
Â
Jam lima lewat lima belas derajat
Alarm menjerit, Â tubuhnya gemetar Â
Suaranya menampar malam berulang- ulang
Di sebuah kamar
Diantara pagi dijemput matahari
Diantara rombongan malaikat balik haluan
Diantara malam enggan menutup mata
Seorang guru muda idealis beranjak dari lelap
Dari mimpi membangun kaki - kaki negeri
Dia  tabu dan kaku,  hanya kenal dengan hukum baku
Adalah ilmu kampus nan ilmiah jadi andalan
Dia berpikir semua konsep harus sesuai rencana
Dia tak tahu bahwa budak pendidikan adalah permen,
Timbul tenggelam di ruang kelas
Seperti  kuda beban disematkan kaca mata hijau
Lalu merumput di lahan kering
Dalam hitungan bulan Ia bertukar tempat
Diseret ke dalam siklus membuang  ego
Kutempelkan kuping di dadanya
Ada gemuruh seperti tambur ditabuh hujan
Petir dan guntur mengaduk kecewa, Â
Jiwa tak setakat dengan kata, Â
Pembangunan pendidikan hanya kamuflase
Orang- orang mengunyah kertas dalam sketsa
Jari jemari menari memainkan gitar tak berdawai
Seragam kebohongan semakin mengkilap
Nama tuhan dibajak
Kitab  suci  diobral
Kebenaran disulap