Aku penyair kampung jauh di lubuk negeri
Puisiku mondar-mandir di alam bermaya
Penaku tajam  menoreh ketidakadilan
Bibir mencibir menyunging pahit
Para penikmat, temparamen kelimpungan
Aku penyair kampung jauh di ujung negeri
Baitku dibasahi darah di atas  buram
Temaku membongkar borok -borok bernanah
Pesanku terbalut indah dalam lautan aksara
Syairku berdendang tentang gunung tak berdentang
Aku penyair kampung tak paham bahasa bergaya
Aksaraku bau mesiu meracuni udara
Titimangsaku merabunkan  penikmat
Jumlah baris dan larik bukan hal keramat
Arahnya tak berhaluan  dan tertata
Aku penyair kampung jauh dari ibukota Â
Syairku ditelanjangi di ruang -ruang penasaran
Isinya berkisah tentang mana suka tanpa ragu
Bersendawa dengan jeroan dari usus kembung
Menatap degan kilatan pedang menghujam
Aku penyair kampung jauh dari hiruk pikuk negeri
Mencabut jenggot macam terlelap di teras persada
Ketika mengaum terpelanting karena bau bangkai
Mengelitik dengan bahasa cadas di tengah curam
Menyuarakan suara-suara parau tak berludah
Aku penyair kampung tak punya komunitas
Membakar jiwa laksana lilin agar keadilan ditegakkan
Bersorak dengan diksi -diksi sumbang tak konvensional
Membangunkan batin-batin lelap dalam surga maya
Aku penyair kampung tapi tak  jangkung
Mengabdi pada jiwa resah dalam mengasah hidup
Mengiba pada angin bermaterai badai
Menengadah pada ombak ganas Â
Memberontak pada ketidakadilan Â
Aku penyair kampung tapi tak kampungan
Lhokseumawe, Â November 2023
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H