Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aku dan Penyair

29 November 2023   10:23 Diperbarui: 29 November 2023   10:36 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

 Aku penyair kampung jauh di lubuk negeri
Puisiku mondar-mandir di alam bermaya
Penaku tajam  menoreh ketidakadilan
Bibir mencibir menyunging pahit
Para penikmat, temparamen kelimpungan


Aku penyair kampung jauh di ujung negeri
Baitku dibasahi darah di atas  buram
Temaku membongkar borok -borok bernanah
Pesanku terbalut indah dalam lautan aksara
Syairku berdendang tentang gunung tak berdentang


Aku penyair kampung tak paham bahasa bergaya
Aksaraku bau mesiu meracuni udara
Titimangsaku merabunkan  penikmat
Jumlah baris dan larik bukan hal keramat
Arahnya tak berhaluan  dan tertata


Aku penyair kampung jauh dari ibukota  
Syairku ditelanjangi di ruang -ruang penasaran
Isinya berkisah tentang mana suka tanpa ragu
Bersendawa dengan jeroan dari usus kembung
Menatap degan kilatan pedang menghujam


Aku penyair kampung jauh dari hiruk pikuk negeri
Mencabut jenggot macam terlelap di teras persada
Ketika mengaum terpelanting karena bau bangkai
Mengelitik dengan bahasa cadas di tengah curam
Menyuarakan suara-suara parau tak berludah


Aku penyair kampung tak punya komunitas
Membakar jiwa laksana lilin agar keadilan ditegakkan
Bersorak dengan diksi -diksi sumbang tak konvensional
Membangunkan batin-batin lelap dalam surga maya


Aku penyair kampung tapi tak  jangkung
Mengabdi pada jiwa resah dalam mengasah hidup
Mengiba pada angin bermaterai badai
Menengadah pada ombak ganas  
Memberontak pada ketidakadilan  


Aku penyair kampung tapi tak kampungan


Lhokseumawe,  November 2023
 

Baca juga: Aceh dalam Budaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun