Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Kusamperin matahari dari haluan barat
Wajahmu memantul pada cahaya
Aku terkesima pada zaman terseok- seok menuju akhir
Aku melihat waktu melaju tak sempat menjamu
Aku merindukan wajahmu,
Aku melihat wajah-wajah berdarah para bocah menahan resah
Orang-orang kampung menyembah tuhan lima inciÂ
Dan kotak berwarna  telah menculik kehidupannya
Kemesraan diumbar di dalam kaca transparan.
Aku muak dengan kemajuan gila semacam ini
Kenapa kemajuan menjadi momokÂ
Semalam Aku bermimpi
Sepi menjadi kaca.
Apa yang bisa kulakukan,
bila  kata- kata terbentur meja penguasa
Udara mencurigai langkah
Sapaan hanya formal,
di belakang menikam dalam pasal
Cahaya fajar mengkilat
Gemuruh laut adalah sepi
Dan lalu muncul wajahmu.
Angin menyapu ubun-ubun
Empat puluh tahun menahan.kantuk
Perutku terburai  di jalan -jalan lengang.
Aku menulis sajak melawan rezim penyakitan
Berpetualang  dalam udara berdebu
Anjing-anjing geladak bersiul dalam kelabu
Para penjilat muncul dari perut matahariÂ
Aku terkesima.
Kusamperin matahari dari haluan barat
 Wajahmu memantul pada cahaya
Lhokseumawe, November 2023