Oleh: Mukhlis, S.Pd. M.Pd
Cahaya jiwa membusur di bibir mu
Kau patri setiap dada yang kelabu
Sajian jiwa kau hadirkan di meja kusam
Seiring matahari mengeja masa, melipat jarak
Kau tersembunyi di balik mega
Guru...!
Bagai lilin di gelapan
Menyulut api pikiran
Membakar diri memberi pelita
Bagai pelangi di kaki bukit
Mengundang hujan mengguyur imaji
Setelah itu senja mengajak pulang
Dalam kepompong kusam
Berubah jadi kupu- kupu
Menebar serbuk pada taman sejagat
Kadang sayapmu rapuh ditabuh angin
Kau tetap menari mengecup pucuk- pucuk negeri
Guru...!
Jerih mu  dibidik di sidang komisi
Mulai menteri, pejabat, Â tukang becak hingga kuli mengulitimu
Khilafmu  diusut berlarut- larut
Pondasi mu begitu rapuh
Paguyubanmu lesu
Kau  meraba dalam gelap
Guru....!
Begitu banyak jasa  Kau tabalkan
Mungkin terlalu banyak tanda hormat
Pemangku negeri  takut salah tabik
Akhirnya kau digelar pahlawan tanpa
Tanpa tanda jasa
Tanpa bintang jasa
Tanpa bintang kehormatan
Tanpa blangkon di dada
Tanpa jerih berlipat dan ganda
Guru....!
Kau  menyebar di belantara negeri
Hari ini jutaan orang mengenang mu
Besok dan  lusa kau dilupakan dalam semasa
Salahmu di runut-runut
Tingkahmu disebut -sebut
Jasamu  dianggap semu
Satu dua muridmu bertamu
Itupun dalam angan dan mimpimu
Guru..!
Tetap tabah mengasah jiwa
Walau pesona ditelan alam