Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kutitip Rindu Lewat Angin

16 November 2023   07:41 Diperbarui: 16 November 2023   07:52 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
  Sumber gambar: Pixabay

Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

puluhan goresan   tinta telah kunukilkan
ratusan bait mengantarkan kisah
ribuan bola mata telah terperas
namun, namamu tak pernah meluncur
tiga windu sudah kau dijemput

malam ini....

Baca juga: Rindu Menyiksa Jiwa

bayangmu melintas di antara duka
jari menari, dada berdebar rongga dada melebar
 

kulit keriput membungkus wajah
masih bersemanyam dalam jiwa


tiga windu sudah berlalu
membekas dalam angan
sepeda ontel made in China kau kayuh hidup
kaki renta tak terarah seolah berbisik padaku
raut wajah menua menguratkan beratnya tanggungan


tiga windu sudah kau dipeluk bumi
aku baru bangkit dari mimpi menghimpit
kucoba mengabdi pada bayangmu
untaian doa kusalurkan pada bayu dan lembayung
setiap lebaran kujenguk gubukmu

 
nafsu dunia telah merenggutku hingga kau terlupakan
tiga windu sudah kita berpisah
kau pergi saat budimu belum terbalas
ku rindu pada petuahmu
ku rindu pada cemeti mengalir lewat alunan indah
ku rindu pada aksaramu terangkai mesra
kurindu pada ungkapan terima kasihmu
saat setetes keringatku kau cicipi


seandainya rotasi waktu dalam genggaman
tak kubiarkan detik melewati menit
tak kuizinkan siang menggantikan malam
tak kurelakan pagi mengejar petang
 
seandainya kau hadir kembali kini
akan kuhirup setiap napasmu lewat rongga -rongga menua
akan kulepas tulang igaku sebagai alas

 agar telapak sucimu tak menyentuh bumi
aku bangga menjadi bagian tubuhmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun