Â
Oleh : Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Â
Aku di tengah hutan hujan merangas jasad
Bersuluh petir menapaki gelap
Rinai  berjuntai di dahan kering
Ku eja lafaz takdir tersibak di awan kelam
Raungan guntur memandu arah
Suara burung hantu menempel pada lumpur
Ragaku terbakar percikan rembulan
Mata kaki rabun menatap jalan
Aku  tertatih merwarnai garis nasib
Hujan mulai merangas segenap raga
Basah kuyup menutup ubun-ubun
Kulihat cermin lantang menghardik
Jejak malam menelan bayang
Hujan merangas memanggut cinta
Bergemuruh menombak perut bumi
Gelap menggulita mengusir rembulan
Bintang genit bersiul dalam remang
Hujan merangas belahan dada
Beranda jiwa menggigil sepi
Para penyair menyulam langit
Biar hujan dikulum awan
Lhokseumawe, Â November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H