Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Negeri Korupsi

9 November 2023   10:16 Diperbarui: 9 November 2023   10:16 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pixabay

 

 Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

Dari  Sabang sampai Merauke  koruptor berdiri di jalan negara
Matanya tajam bagai  elang mengintai ayan dipelukan induknya
Sedikit saja  lengah,  tangan bak kilat menyambar brangkas
Fatwa haram mengental dalam darah, tapi tak dipompa menembus benak

Mengangkang di atas kursi melingkar
Mencabut satu persatu lembaran dalam tabungan negara
Laporan syetan menguap di atas tumpukan kertas bermarerai
saban  bulan studi banding ke  pejuru negeri,
Entah apa yang dibandingkan, dan entah untuk  apa dibandingkan

Dari sabang sampai Merauke berderet gubug reot dihuni para jelata
Jagunnya naik turun menelan ludah mencium aroma dapur menyatu  
Bau farfum bermerek menerbangkan pelepah gubug tak berpenyangga

Penyamun negeri berkonspirasi dengan maling
Ketika salah berfatwa mengadu pada iblis
Ketika banjir menggotong gubug  para maling menyisihkan secuil hasil curian
 


Dari Sabang sampai Meuroke
Para koruptor  sumpek   berdesak- sesak antre mengembosi negeri
Blangkon di dada berbagai   dijadikan stempel dalam merampok
Mereka makan aspal, semen, pasir, besi bahkan sampai rel kereta api
Mereka juga minum pertamak, premuim dan pertalite 

 

Dari Sabang sampai Merauke  berjajar maling- maling
Sambung menyambung berketurunan, hingga negeri pengap dengan korupsi

Lhokseumawe,  November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun