Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.
Â
Nyanyian matahari pagi
Dan malam pun pamit pada bintang
Bocah kumal bangkit dari lelapnya malam
Menggusur gubug dalam kresek
Bertelanjang kaki menuju bulan tiga warna
Ususnya bersiul mendendangkan lapar dahaga
Nyanyian matahari pagi
Lembaran cahaya mematri kulit  warna manggis
Bergerombolan bersandar pada pohon besi
Merebah pada lantai  nan cadas,
Menatap para pejuang kaku pada lembaran lusuh
Nasi basi sisa semalam  menyasar lambung
Sirene meraung mengusir riuhnya Ibukota
Tangan -tangan tirani melambai dibalik tingkap
Bocah kumal menepi dalam pilu
Pagi itu matahari mendendangkan duka
Dengan gagah merangkak menuju siang
Sesekali  awan menjadi tirai pelindung bocah
Gerombolan melaju di antara luka
Raungan sirene  menempel pada angin
Bocah dekil tanpa sekolah menuju bulan tiga warna
Pada warna merah jambu ia mengiba
Pada warna hijau Ia menghardik
Pada warna kuning digantungkan harapan
Nyanyian matahari pagi pada persimpangan cita
Dengan mantera kedaluarsa bocah dekil merenda hidup
Sepasang napas menyatu dengan ibukota
Lhokseumawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H