Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meneliti Sastra, Berarti Mendalami Budaya Bangsa

6 November 2023   13:40 Diperbarui: 6 November 2023   13:50 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Pixabay

 

Oleh Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Dalam ilmu filsafat disebutkan bahwa sastra merupakan ilmu tertua setelah filsafat itu sendiri.. Posisi ini merupakan suatu keunikan bagi ilmu sastra. Keunikan ini   karena sastra  mempunyai ruang lingkup yang luas.. Keluasan ilmu tersebut tidak bisa dilihat dari beberapa indikator yang digunakan. Keluasan ilmu ini telah melahirkan beberapa disiplin ilmu yang berhubungan dengan sastra.

Sastra pada dasarnya tidak dapat  dipisahkan dari berbagai lini kehidupan masyarakat. Dimana ada sekelompok orang yang mendiami sebuah daerah,  itu dengan sendirinya akan muncul sastra. Salah satu ilmu sastra yang mengkaji tentang sosiologi masyarakat disebut dengan sosiologis sastra. Ilmu ini memandang  karya sastra  sebagai sebuah lembaga sosial terbesar dalam kehidupan masyarakat. Ilmu ini mengkaji tentang. bagaimana sastra itu lahir dari masyarakat yang meliputi gejala sosial yang ada.

Selanjutnya,   dalam ilmu  sastra juga mengkaji tentang budaya masyarakat berkaitan dengan kebiasaan- kebiasaan yang berlaku. Kebiasaan- kebiasaan itu dapat berupa   tindakan, sikap dan hubungan - hubungan lain yang berkorelasi dalam kehidupan.  Agar permasalahan tersebut mudah dipahami dan dikaji, diperlukan sebuah penelitian sastra berkaitan dengan budaya masyarakat. Sesuai dengan judul awal tulisan ini bahwa meneliti sastra berarti memahami budaya. Kiranya perlu dikasih pagar dari tulisan ini  agar definisi dan batasa tetap berada pada koridor yang telah ditetapkan.

1. Bahasa sebagai Media Utama dalam Penelitian Sastra 

Sebelum bahasa itu ada dan bisa dipahami seperti sekarang ini, sastra lebih duluan lahir dengan memanfaatkan bunyi - bunyian dan alat- alat  bantu lainya   berhubungan dengan budaya yang ada dalam kehidupan manusia. Pada zaman dahulu masyarakat   terbelakang telah menggunakan tulang - tulang binatang sebagai  musik yang menghasilkan makna. Namun makna yang lahir  dari bunyi-bunyian tersebut adalah bersifat konvensional.

Setelah bunyi - bunyian dianggap sebagai karya sastra yang memunculkan nilai -nilai sastra. Bahasa dalam konteks ini menjadi media utama untuk memahami karya sastra. Agar permasalahan yang tersembunyi di balik budaya yang berlaku secara turun temurun, diperlukan suatu pendekatan sciencetifik untuk membongkar nilai - nilai yang berlaku dalam sebuah budaya.  

Adapun pendekatan yang dibutuhkan dalam bidang sastra untuk mengungkapkan yang tak terungkap adalah pendekatan hermeunitika. Pendekatan    hermeneutika adalah sebuah jawaban untuk menjawab pertanyaan nilai apa saja  yang disampaikan dalam fitur -fitur budaya yang ada dalam masyarakat. Pendekatan ini telah memberikan sebuah pemahaman dan nilai yang tersimpan di balik budaya masyarakat, baik yang berupa manuskrip maupun berupa tanda - tanda lain yang bersifat konvensional. 

Melalui pendekatan Dalam ilmu filsafat disebutkan bahwa sastra merupakan ilmu tertua setelah filsafat itu sendiri.. Posisi ini merupakan suatu keunikan bagi ilmu sastra. Keunikan ini   karena sastra  mempunyai ruang lingkup yang luas.. Keluasan ilmu tersebut tidak bisa dilihat dari beberapa indikator yang digunakan. Keluasan ilmu ini telah melahirkan beberapa disiplin ilmu yang berhubungan dengan sastra. dalam memahami semua tanda atribut budaya bisa dibongkar, maka pemahaman budaya dan nilai-nilai keluhuran akan nudah diapresiasi.

2. Tranformasi Informasi Memberikan Dampak Baik bagi Penelitian Budaya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun