Mohon tunggu...
Mukhlis
Mukhlis Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kabut Sutera Mengusik Rindu

6 November 2023   10:25 Diperbarui: 6 November 2023   10:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar: Pixabay

 Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd. 


Kabut asmara memabukkan rasa
Penasaran menghujam kalbu
Angan meradang pada buritan rasa
Torehan manja mengendap dalam jiwa
Ujung pena tak berperasaan

Semilir angin rindu merayu
Tetesan tinta manja menikam rasa
Imajinasi hampa pada hentakan
Diksi merah mengupas rasa

Baca juga: Dongeng Penguasa

Nukilan menyerang hulu hati
Muntah menikam kalbu

Entahlah.....!
entah siapa mengusirkku dari hamparan gersang

Ah....!
Neg rasanya menyelami rentetan rindu tak bersumbu
Malu Aku....!
Mendayu- dayu dalam perahu di atas riak pada musim surut


Saudaraku di belahan negeri para ambia, 

Merangkak di antara bau mesiu dan desingan peluru
Bola mata menopang kantuk,
Pelatuk  serdadu mengetuk pintu malam,
Kepalan batu mengusir lapar
Gubug-gubug reot diaduk peluru
Penat menyengat,
Gumpalan kabut mesiu jadi penyegar jiwa


Ah.....!
Masih banyak lakon menggantung tentang mu,,
Mengapa rindu harus kukisahkan

Ah...!
Egoisnya diriku

Lhokseumawe,22 Oktober 2016 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun