Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd.Â
Kabut asmara memabukkan rasa
Penasaran menghujam kalbu
Angan meradang pada buritan rasa
Torehan manja mengendap dalam jiwa
Ujung pena tak berperasaan
Semilir angin rindu merayu
Tetesan tinta manja menikam rasa
Imajinasi hampa pada hentakan
Diksi merah mengupas rasa
Nukilan menyerang hulu hati
Muntah menikam kalbu
Entahlah.....!
entah siapa mengusirkku dari hamparan gersang
Ah....!
Neg rasanya menyelami rentetan rindu tak bersumbu
Malu Aku....!
Mendayu- dayu dalam perahu di atas riak pada musim surut
Saudaraku di belahan negeri para ambia,Â
Merangkak di antara bau mesiu dan desingan peluru
Bola mata menopang kantuk,
Pelatuk  serdadu mengetuk pintu malam,
Kepalan batu mengusir lapar
Gubug-gubug reot diaduk peluru
Penat menyengat,
Gumpalan kabut mesiu jadi penyegar jiwa
Ah.....!
Masih banyak lakon menggantung tentang mu,,
Mengapa rindu harus kukisahkan
Ah...!
Egoisnya diriku