Oleh: Mukhlis,S.Pd.,M.Pd.
Â
Waktu kian meringkuk
Pada dinding lapuk tergores cerita
Ada sembunyi di balik  bicara
Lembut, membelai menikam rasa
Mencabik jiwa-jiwa polos bermata lemah
Kau rawat sembilu di ujung lidah
Kau racuni sayang dengan benci
Kau musnahkan jujur dengan sangkaan keji
Kau lukai hormat dengan merendahkan khidmat
Sayang dan benci begitu jelas
Rangkul dan tendang jadi hiburan
Angguk dan sinis mengalir bebas
Hati dan tirani jadi persembahan
Panggung waktu jadi saksi tontonan
Kian buram...
Sekian purnama kau semat ego pada  kuasa
Tak ada yang menantang tengadah
Semua menunduk khidmat
Meski setengah jiwa meronta melepaskan tali kekang di dada
Mendesah dera  pada ujung senja
Pada asa yang kian membuncah
Oh...kapan  purnama ditelan siang
Aroma bangkai berbalut  kertas kaca
Terhuyung kesana kemariÂ
Bagai bola basket mencari gawang
Ah, tidakkah lelah menyapa?
Sekian purnama sudah
Istirahatlah...
Lhokseumawe, November 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H