Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Lampuuk Diam

4 November 2023   13:15 Diperbarui: 4 November 2023   13:19 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Pribadi

 
 Oleh: Mukhlis, S,Pd., M.Pd.

 
Biru menderu mengelus  landainya pantai
Sepagi ini kamu kesepian?
Angin lumpuh, mentari lembut membelai raga
Cemara terpasak kaku dalam lumpur pasir


Lampuuk...
Indah  dalam diam
Jadi temann pelipur lara
Semburat ombak bersahaja
Satu dua nelayan bercanda dengan buih
Mencari sesuap nasi yang mrengapung di antara karang


Enambelas tahun berselang
Engkau garang dan seram
Tubuhmu menggigil dan  mual
Muntah darah menyeruak ke mana-mana
Bersimbah ke daratan,  meluap dan melahap  rumah,  gubug, dan Istana
Mayat mayat berserakan bertelanjang  di selokan duka
Auman mu dahsyat membahana,  dunia terperajat


Lampuuk...
Sepagi ini aku sudah berada di terasmu
Ketika angin masih mendengkur
Bulan belum memompa pasang
Batu karang  sepi dari amukan badai
Dalam diam engkau begitu indah
Pasir putih terhampar bagai tikar bersulam perak
Ketika bibir  pantai  dilumuri ombak


Aku menunduk
Mengulang kisah
Bahwa kau pernah murka dalam semasa


Lampuuk...
Diam mu adalah sukaku
Lembutmu adalah keindahan
Namun marahmu menelan bahagia


Banda Aceh,    November  2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun