Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Separuh Jiiwaku Berpeluh

4 November 2023   11:22 Diperbarui: 4 November 2023   11:24 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Oleh: Mukhlis, S.Pd., M.Pd

Separuh jiwa tertatih mengapit bulan
Ku hanya mampu mengusap percikan buliran kristal di bawah bulan sabit,
Lalu menetes lewat batang rambut yang menua
Lelapmu pulas dalam pangkuan kasih
Sebelum malam menjemputmu mengejar pagi, banyak keluh yang kau kisahkan

Jiwamu bagai baja dicumbu  jilatan api
Wajahmu polos dalam kepulasan,
Lembut merona ketabahan dalam ketegaran
Kupilinkan satu dua poni berjuntai pada wajah lelah menahan duka
Ku manjakan bola berbinar hitam putih pada bidadari titipan Tuhan

Puluhan almanak berganti pada dinding cinta berbalut rindu
Ketika kau kisahkan derita menikam raga
Aku terhuyung kerasukan cinta mengaburkan pandangan
Di atas tilam kusam ku tanamkan sebagian rasa kelu,
selebihnya ku sulam pada kegetiran bibirku


Perlahan malam mengeja detik menjadi menit
Aku masih memapah cinta pada bidadari separuh jiwa
Wahai separuh jiwa..!
Tuhan  tidak sedang bermain lotre
Di balik batu cadas menghadang jalan
Dia menyimpan permata bermata intan


Wahai separuh jiwa..!
Bersabarlah dalam duka
Aku akan menyaru dalam napasmu menahan sakit
Mari kita pikul beban ini sampai maut menjemput
Karena jaring sakral telah menjala kita dalam gubug cinta beratap rindu

Bertahanlah wahai separuh jiwaku..

Lhokseumawe, November  2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun