Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gugurnya Pahlawan Negeri Ambia

3 November 2023   12:18 Diperbarui: 3 November 2023   12:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 
Mukhlis, S.Pd., M.Pd.

Bocah- bocah tanpa sarapan menghadang meriam  
Kaki kurus tak bersepatu berlarian di ketiak musuh
Ketapel lusuh bermaterai asma Allah membekap erat  

 
Bisingnya suara meriam meredam indah dalam lamunan
Peluru kuningan bertebaran bagai capung keluar  cangkang
Mesin perang meraung dianggap game time zone di swalayan
Riuhnya bombandir bagai musik melankolis di telinga

Baca juga: Negeri Gaduh

Tengah malam tadi saudara sekandung
Dijemput peluru menuju surga allah
Jasadnya ditaburi   kesturi mesiu musuh
Setelah membopong jasad adiknya  menuju bidadari
Semangat baja menyalak di  sanubari

Bocah-bocah berani berotot baja tetesan tuhan
Bergerombolan menghadang lawan  
Saudaranya di belahan jagad hanya menatap  genggaman
Satu persatu ahli surga berjalan lewat amukan meriam menuju Tuhan

Bocah -bocah  berani  menggigit baja tak tembus mesiu
Melempar jet tempur milik musuh dengan batu dari neraka  
Dalam pertempuran kemarin,
Dia merenggang nyawa
Ketika menghadang  tank musuh  
Dengan ketapel lusuh meluluh lantakkanlawan

Innalilahi wainna ilaihi rajiun
Akhirnya pahlawan negeri suci
Pulang bangga menghadap Rabbi
Allahu akbar!
Allahu akbar!
Allahu akbar!

Lhokseumawe,  November 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun