Mohon tunggu...
Muklis Puna
Muklis Puna Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Penulis Buku: Teknik Penulisan Puisi, Teori, Aplikasi dan Pendekatan , Sastra, Pendidikan dan Budaya dalam Esai, Antologi Puisi: Lukisan Retak, Kupinjam Resahmu, dan Kutitip Rinridu Lewat Angin. Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi IGI Wilayah Aceh dan Owner Sastrapuna.Com . Saat ini Bertugas sebagai Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudah Belajarkah Kita?

1 November 2023   20:48 Diperbarui: 1 November 2023   21:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bagaimana dengan Kita  hari ini?
Wah. .! Ini pertanyaan yang menggelitik jiwa. Media belajar begitu bertaburan  saat ini. Buku buku tulis yang mencurahkan segala pengetahuan kini bersemayam pada setiap  genggam individu informasi begitu padat, tidak  mengenal ruang  dan waktu. 

Tempat belajar berpindah tempat dari yang kolektif ke individual. Sangat disayangkan sebagian besar dari pemilik  buku buku elektronik diasyikan dengan bayangan semu tak punya roh dan mengabdi pada animasi yang tak menjanjikan.

Peran guru hampir dipastika perlahan digiring dari pasatnya ilmu dan teknologi dunia. Apalagi jika para guru tidak mau meng Update diri.  Dengan rasa menyesal mereka akan ditinggal oleh par peserta didik yang kepo akan pengetahuan terbaru.  Guru yang baik adalah guru yang mampu mengayomi, memahami peserta didi, melatih dan mengajar dengan mengabadikan dirinya sebagai tokoh yang dapat diteladani.

Untuk menutup tulisan ini penulis mengajak  mereunugi kutipan di awal tulisan ini. Para Imam Mazhab dalam Islam sengaja berguru dan menuntut pada imam sebelumnya. Hal ini dilakukan bahwa belajar itu bukan hanya mengetahui informasi tentang pengetahuan keagamaan, akan tetapi sikap dan nilai yang telah diaplikasikan dalam dirri sang guru menjadi tauladan dalam bersipkap.

Begitu hebat penghormatan yang diberikan oleh sang Figur Saidina Ali sehingga beliau mau menajdi pelayan bagi orang yang mengajainya satu kata saja. Mari bandingkan dengan peserta didik hari ini.. Berjuta juta konsep diberikan oleh gurunya. Untuk mencium tangan gurunya saja seperti dipaksakan dan banyak yang tidak serius.

Penulis adalah Pemimpin Redaksi Jurnal Aceh Edukasi dan Guru SMA Negeri 1 Lhokseumawe 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun