Oleh: Mukhlis,S.Pd., M.PdÂ
Kering kerontang tinta pada lembaran negeri
Serak parau ku umbar dukamu
Kemarau ludah menghantam tenggorokan
Pasang air mata melihat tanah air
Panas tak bermata air
Suaraku tersangkut di udara
Dikulum embun dalam kumparan mega
Ketidakadilan jadi tema -tema politik kolosal
Pembangunan menikung pada persimpangan
Kemiskinan semakin mahal,
diawetkan pada mesium politik
Indonesiaku
Merah putih belum tegak mengibas khatulistiwa
Nama mu diobral di kerumunan  ideologi
Tujuh puluh delapan kali rotasi bumi pada matahari
Kau masih beku di tiang- tiang kaku
Udara demokrasi begitu panas mematri nama mu
Indonesia ku tercinta
Bentangan mu begitu panjang berliku
Ideologimu di pucuk pucuk kaktus
Dari ujung ke ujung,
duka merambah gunung memburai resah
Indonesia ku
Butiran debu hempasan surga
Terhampar dalam guratan zamrud
Diburu kapitalis dan neolip
Rahim mu subur menyembur kristal berlian
Indonesia ku
Bagai perawan di sarang penyamun
Mata -mata binal penuh nafsu menjilat setiap lekuk
Indonesiaku... Oh Negeriku
Di usia menuju senja kau tetap tegak
Lhokseumawe, November,2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H