Teori atau referensi yang dimasukkan pada langkah kedua merupakan sebuah penguatan terhadap teori 1 yang sudah dituangkan pada proses sebelumnya. Sebagai penguat referensi sebelumnya penulis harus memasukkan referensi lanjutan.
Referensi yang dipilih harus linear dengan konsep bahasan. Perpaduan antara teori 1 dan 2 dapat dilakukan secara bersamaan. . Bentuk referensi boleh dalam bentuk kualitatif atau kuantitatif.
5. Jelaskan Teori 2
Sama halnya dengan pembahasan sebelumnya, setelah teori 2 dimasukkan tetap membutuhkan penjelasan yang sempurna. Penjelasan teori 2 ini tetap mengacu pada kata kunci konsep yang ingin dijelaskan.
Penjelasan teori 2 ini harus berkaitan dengan teori 1, baik dari segi makna, bentuk dan fungsi yang digunakan. Teknik penjelasan teori 2 diperlukan sebuah analisis yang tepat. Analisis dalam menjelaskan masing-masing teori. Kepaduan penjelasan tentang teori ini menunjukkan kecerdasan berpikir penulis.
6. Masukkan Teori 3
Teori ini dalam pemaparan konsep adalah bersifat opsional. Maksudnya, referensi ini wajib hadir atau tidak. Hadir tidaknya referensi ini tidak membuat pengembangan sebuah konsep tidak sah. Namun apabila referensi ini hadir berarti pengembangan ini lebih bermakna.
Biasanya setiap tulisan yang bersifat ilmiah sempurna seperti skripsi, tesis, dan disertasi referensi tahap 3 menjadi wajib. Hal ini dikarenakan penulisan skripsi dan tesis menjadi wajib. Hal ini merujuk pada kelayakan referensi bagi sebuah karya ilmiah lengkap.
7. Simpulkan Menurut Penulis
Setelah semua kutipan atau teori, mulai dari teori 1,2, dan 3, maka penulis harus membuat simpulan tentang konsep menurut penulis. Simpulan ini sangat penting dilakukan agar tidak terkesan bahwa kutipan tentang konsep yang kita gunakan bukan konsep milik pribadi. Namun setelah penulis melakukan merangkai berbagai kutipan, maka munculah sebuah konsep baru tentang masalah atau pengertian yang disampaikan.
Konsep baru yang muncul adalah hasil kolaborasi referensi yang digunakan penulis. Konsep baru inilah yang disebut dengan ilmu baru dalam pengembangan ilmu. Pola tuang terhadap simpulan yang diambil melahirkan sebuah fenomena baru tentang konsep yang disimpulkan.