Mohon tunggu...
Mukhlisin_Sby
Mukhlisin_Sby Mohon Tunggu... -

Mahasiswa yang di Hukum... masih berada di antara ambiguitas dan ambivalensi...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Dorong-dorong Bu Risma ke Jakarta

8 Agustus 2016   09:45 Diperbarui: 8 Agustus 2016   09:56 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yah, beginilah politik. Saling tusuk menusuk, saling hujat menghujat, saling dorong-mendorong.

Bu Risma adalah walikota terbaik yang pernah dimiliki Surabaya, semua orang tidak meragukan hal itu. Berbagai macam prestasi dan karya pembangunan, baik secara fisik, sistem maupun secara sosial, bisa dirasakan langsung oleh masyarakat surabaya. Termasuk saya yang ber-KTP dan berdomisili di Surabaya.

Dengan pertimbangan demikian, maka tentu segenap masyarakat Surabaya pasti menolak jika pemimpinnya didorong-dorong dan ditarik-tarik untuk maju ke pilkada daerah lain sebelum habis masa jabatannya. Pembangunan Kota Surabaya masih membutuhkan pemimpin hebat semacam bu Risma. Dalam hati saya hanya membatin “Ngguapleki raimu cuk”  kepada orang-orang yang mendorong-dorong dan menarik-narik bu Risma maju ke Jakarta.

Memang wacana tentang Bu Risma ini kelihatannya sengaja di blow-up dengan maksud tertentu, pasti ada udang dibalik batu dan ada empedu dibalik hatimu, hehe. Contohnya orang-orang “Jaklovers” besutan bunda Neno Warisman. Beliau menyatakan bu Risma harus ke Jakarta demi Indonesia, Lah dipikir Suroboyo duduk bagiane endonesah, piye? yo opo cara mikire...sampeyan ae po’o majuo dadi calon Gubernur Jakarta teko PKS kan mantep iku....

Ada juga yang bermaksud mendorong bu Risma ke Jakarta agar Surabaya kembali dikuasai oleh Gank Nyamuk, yang tentu akan merugikan rakyat Surabaya karena APBD Surabaya masih sangat menggoda untuk disedot oleh mereka. Ada juga orang-orang golongan Asal Bukan Ahok (ABA) yang kehabisan amunisi untuk bisa mengalahkan Ahok yang sudah putus asa sehingga bermaksud menjadikan Bu Risma menjadi senjata pamungkasnya.

Ada lagi golongan yang pembela Ahok yang “Taklid Buta” kepada Ahok yang belum lagi kompetisi pilkada dimulai dan belum tentu Bu Risma mau berkompetisi, sudah mulai menghina dina bu Risma dengan mulut dan pikiran yang penuh dengan kotoran. Orang-orang semacam ini juga “ngguaplek i tenan”. Repot musuh wong sing gak iso mikir...

Ya terakhir pesan saya sebagai rakyat Surabaya, memang mencalonkan diri menjadi pemimpin adalah hak politik setiap orang, tapi jangan lupakan juga kewajiban politik Bu Risma kepada rakyat Surabaya. Saya juga harap PDI-P wabil khusus ibu Mega, janganlah bu Risma ditarik ke Jakarta, kasihanilah rakyat Surabaya buk, Surabaya sebagai kota pahlawan, butuh pahlawan semacam bu Risma untuk memimpin pembangunan kota. Carilah pahlawan lain untuk hadapi Ahok, kalau tidak ada ya sudah dukung Ahok saja, saya juga tidak meragukan jiwa kepahlawanan Ahok.

Okey gitu aja ya. *salaman*

Salam Cinta Dari Surabaya

Mukhlisin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun