Obituari 12 Mei
: Memori Elang Mulya, Hery Hartanto,
Hendriawan Lesmana, dan Hafidin Royan
Bunyi seruling pada malam sakral: 4 nada tenor meluncur pada ketukan-ketukan kejemuan. Melodi dimainkan, irama bergerak cepat, namun tarian jatuh ke dalam kuburan. Sontak nada jadi hilang. Klarinet dibunyikan dan alunan not-not keras (riuh) mengusung keranda menuju liang pengabdian abadi.
(catatlah itu dalam partitur-partitur history kerna tak bisa ditebak nada serupa akan terulang kembali)
Syahdan, kalian adalah nada-nada sejati telah lulus dengan predikat tertinggi karena kalian telah menggoreskan tinta darah serta keringat dan menyanyikan kembali lagu kebangkitan bagi negeri ini. Kalian adalah irama-irama tegak yang menguliti deformasi dan membungkusnya dengan darah reformasi.
(catatlah itu dalam partitur-partitur history agar nada serupa tak terulang lagi).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI