Tahun 2014 adalah tahun yang paling banyak memiliki musim dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dari bebeberapa musim yang ada, fase yg paling menakutkan adalah musim politik. Durasinya tidak begitu lama namun menyisakan efek panjang hingga lima tahun ke depan. Di musim politik ini berbagai dinamika bergejolak ditengah-tengah publik. Bagi sebagian masyarakat mungkin telah memiliki pijakan yang jelas ketika harus mengekspresikan naluri politiknya pada pemilu nanti. Di lain sisi tidak sedikit masyarakat masih mengalami kegalauan politik. Mereka belum mengetahui ke arah mana haluan politiknya hendak dilabuhkan.
Media mungkin menjadi salah satu rujukan bagi publik dalam mengumpulkan data2 acuan ketika akan mengarahkan naluri perpolitikannya. Dan memang selayaknyalah media menjadi tonggak terdepan dalam mentransformasikan nilai2 demokrasi dan pencerahan politik melalui pemberitaan yang objektif dan proporsional. Tapi faktanya, di negeri ini media justeru menjadi penabuh genderang perang dalam pertikaian elit-elit politik. Bahkan, media menjadi amunisi elit politik tertentu untuk melakukan image building, pembentukan opini hingga character assanisation (pembunuhan karakter) terhadap rival politiknya.
Jadilah masyarakat yang tidak memiliki latar belakang informasi dan pengetahuan yang memadai sebagai korban terbesar media. Mereka akan terjebak propaganda dan manipulasi berita yg diumbar oleh media. Media yang dikuasai oleh elit politik tertentu akan merekayasa fakta dan mendistorsi kebenaran yang ada. Terciptalah kebohongan publik, fakta2 yg sebenarnya diramu sedemikian rupa kemudian pada penyajiannya menjadi realita semu dengan konsep action ciamik agar menarik perhatian publik.
Bagi yang masih mengalami kegalauan politik, waspadalah! Sebab media mampu mengatur apa yang harus kita lihat dan siapa-siapa yang harus ia populerkan demi kepentingannya. Media sangat lihai menggiring opini publik dan mendramatisir sebuah peristiwa hingga bergeser dari substansi yg sebenarnya. Potensi pembodohan dan pembohongan terhadap publik, sangat besar bisa dilakukan oleh media. Memerlukan sikap yang bijak, kehati-hatian dan penyaringan yg lebih teliti terhadap informasi dari media. Ingat... !!! Sebagian besar media di negeri ini dikuasai oleh elit politik. Melalui genggaman media, mereka bisa mengelabui dan membutakan hati. Wasapadalah!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H