Setiap hari 5 kali suara azan berkumandang, namun rata-rata masjid tidak pernah penuh bahkan cenderung kosong melompong. Padahal saat sholat jumat masjid selalu penuh bahkan sampai meluber keluar karena sesaknya ruangan.
Saya bertanya pada bang Sabar "Bang, mengapa diwaktu sholat wajib tiba masjid-masjid tidak sepenuh sholat Jum'at?". Mendengar pertanyaan saya ia tersenyum, alih-alih mejawab ia malah balik bertanya "Mengapa kamu bertanya seperti itu?". Saya terdiam sejenak lalu berkata "Ada kegelisahan dalam diri jangan-jangan saya juga bagian dari mereka yang tidak menyambut panggilan itu bang".
Bang sabar menatap saya lalu berkata singkat "Bagus itu", dengan keheranan saya kembali bertanya "Kok bagus bang?". "Ya bagus, artinya ada kesadaran yang muncul dalam dirimu walaupun belum bisa melakukannya secara rutin", bang Sabar pun melanjutkan "Banyak orang yang tidak sadar akan pentingnya panggilan itu, seolah tidak terdengar disebabkan berbagai alasan, masih sibuk, masih lama pergantian ke waktu sholat berikutnya, tanggung sedikit lagi urusan selesai dan segudang argumentasi yang membuat seseorang setuju untuk menunda".
Saya terdiam menyimak penjelasannya "Panggilan sholat itu adalah sebuah alarm agar kita kembali pada jalur yang benar, jika kita punya kesempatan mengelilingi dunia ini untuk mendengarkan suara azan, insyaa Allah  akan terdengar suara azan berkumandang tak terputus selama dua puluh empat jam setiap hari".Â
Bang sabar berhenti sejenak untuk menikmati kopi yang ada dihadapannya. "Lalu pertanyaan berikutnya adalah mengapa ada orang-orang yang tidak terpanggil untuk segera melaksanakan kewajiban itu?" dengan tidak sabar saya bertanya kembali  "Kenapa itu bang?". Ia kembali tersenyum lalu melanjutkan "Karena hatinya tertutup, tertutup dari cahaya Ilahi, yang menyebabkan tertutup salah satunya tidak yakin akan kuasa Sang Maha Kasih. Pembenaran dari sikap itu disebabkan lebih takut urusan dunianya tidak selesai dibanding mendekat sejenak untuk bersujud, padahal jika panggilan terakhir datang yakni ketika malaikan Izroil menjemput tidak mungkin kita bilang , tunggu sebentar masih tanggung".
"Jadi jangan heran mengapa hari ini banyak orang berbuat menyimpang, korupsi, berkhianat, mengambil yang bukan haknya dan lain-lain, Tuhan nya saja bisa ia abaikan apalagi manusia. Seandainya saja setiap diri sadar itu, dapat dipastikan hidupnya akan jauh lebih baik, bermanfaat dan berkualitas".
Bang Sabar mengakhiri obrolan kami dengan sebuah pesan "Jangan terlalu sedih jika kamu kehilangan sandal di masjid, tapi bersedihlah jika sandalmu tidak pernah terlihat di masjid",
Sebuah pesan yang menohok diri ini untuk terus belajar memperbaiki diri dari waktu ke waktu . Â Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI