Mohon tunggu...
Mukhlis Aminullah
Mukhlis Aminullah Mohon Tunggu... Konsultan - Menjaga kata menjadi semangat

Sehari-hari bekerja sebagai pelaku pemberdayaan masyarakat. Fokus bidang kesehatan dan pendidikan serta pelayanan publik. Menjaga keseimbangan kehidupan dengan menulis dan membaca puisi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teungku Rayeuk

9 Januari 2018   03:36 Diperbarui: 9 Januari 2018   03:36 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

menulis tentang teungku rayeuk
ingatanku melayang
seorang bocah bermata sipit yang selalu kalah
dengan matahari
kulitnya putih dan berambut pirang
juara kelas, kata ibu guru Fatimah
pada saat bertemu lagi dengannya
setelah tiga puluh lima tahun berselang

tentang teungku rayeuk!
orang-orang tua di kampung mengenang
itu nama julukan bukan nama pemberian orangtua
saat memotong dua ekor kambing jantan
kemudian, setelah empat puluh lima tahun
nama itu pelan-pelan menghilang
tidak modern, dan ditelan zaman

tentang teungku rayeuk!
itu nama legenda! tak tergantikan

Bireuen, 9 Januari 2018 mukhlis aminullah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun