Mohon tunggu...
Mukhlas Setiyawan
Mukhlas Setiyawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Bola

Rivalitas Sepakbola Indonesia

24 Juli 2021   09:10 Diperbarui: 26 Juli 2021   22:50 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepak bola merupakan olah raga populer di dunia, begitu pula di Indonesia. Minat olah raga ini bukan pemainan nya  saja, tetapi menonton sepak bola pun juga memberikan eforia tersendiri bagi masyarakat. Daya minat masyarakat indonesia untuk menonton sepakbola sangat tinggi.  Sehingga tak sedikit orang  gemar menonton pertandingan sepak bola indonesia.

Kompetisi sepak bola Indonesia sangat bergensi. Sepak bola ini memicu terbentuknya suporter elemen paling penting dalam pertandingan sepakbola. Suporter memberikan suasana yang berbeda saat pertandingan digelar.  Sehingga bisa meningkatkan daya juang pemain atau klub  yang didukung bahkan bisa melemahkan mental lawan.

Dengan  Kemajuan teknologi ini ditandai dengan munculnya berbagai macam media sosial dikalangan para suporter. Bahkan  saat ini sosial media seperti jamur yang terus berkembang setiap waktu dan semakin bertambah terus setiap waktu. Maka maraknya sosial media ini dapat dimanfaatkan oleh para suporter untuk kepentingan tertentu seperti misalnya mempromosikan tim sepakbola kebanggan nya, perbaikan citra atau hal lain.

Tidak bisa dipungkiri dalam jangka waktu yang cepat. Setiap suporter akan bisa mudah menguasai  cara menggunakan sosial media yang sudah ada, maka para suporter akan lebih mudah mendapatkan informasi dan pesan. Mereka akan mengeluarkan pendapat dan opini masing- masing. Tetapi banyak juga oknum yang menggunakan media sosial ini dengan salah.

Tidak hanya dengan cara fisik, tetapi bentrokan dengan cara verbal pun tak jarang terjadi. Saling lempar kata-kata kotor seolah merupakan hal yang lumrah bagi kedua suporter tersebut saling ejek berupa tulisan atau gambar pun banyak terjadi di media sosial twitter. Akibat Tweet War Bentrokan antara kedua suporter tentu saja menimbulkan keresahan bagi masyarakat disekitar. Selain itu juga memberikan kerugian materi dikarena rusaknya sarana maupun prasarana yang berada disekitar lokasi kejadian bentrok. Tak jarang nyawa pun melayang sia-sia akibat bentrokan suporter.

Persaingan atau konflik antar suporter sepak bola yang kini telah mewabah di Indonesia. Sepak bola, suporter, dan kekerasan itu seolah telah menjadi lingkaran atau kultur dalam sepak bola modern. Sepak bola harus menjadi ajang untuk pemersatu bangsa atau menanamkan sikap  fair play disaat pertandingan . Namun faktanya berbeda kekerasan justru mewarnai sepak bola di indonesia. Sepak bola merupakan olah raga yang paling banyak menghilangkan nyawa para suporter. Kekerasan yang dilakukan suporter sepak bola menjadi fenomena global. Kekerasan suporter sepak bola ini terjadi diberbagai belahan dunia, di negara maju ataupun negara berkembang. Kekerasan suporter sepak bola ini juga tidak berkaitan dengan pertandingan sepak bola.

Berbicara tentang kekerasan maupun konflik antar suporter, contoh di kedua kota Yogyakarta dan Sleman ini sering terjadi konflik yang melanda antar suporter sepak bola, lebih parahnya di daerah-daerah perbatasan Kota Yogyakarta dengan Kab. Sleman kerap terjadi kerusuhan setiap kali kedua klub itu bertanding baik sebelum maupun seusai pertandingan. Dikedua kota besar ini memiliki suporter yang sangat besar di Indonesia, Brajamusti (Suporter Psim Jogja), The Maident (Suporter Psim Jogja), Slemania (Suporter Pss Sleman) dan  Bcs  (Suporter Pss Sleman), tiap musim setidaknya ada nyawa suporter melayang akibat dari perselisihan yang terjadi antara suporter Psim Jogja dengan Pss Sleman. Konflik yang terjadi antara suporter Psim Jogja dengan Pss Sleman ini sudah begitu lama dirasakan sehingga kedua suporter ini bisa di bilang musuh bebuyutan.

Hubungan sosial yang erat suporter Psim Jogja ataupun suporter Pss Sleman mereka selalu mendukung tim kebanggaannya. Jarak tidak menghalangi langkah kedua suporter selalu datang berbondong-bondong ke stadion untuk mendukung langsung, kalaupun tidak memungkinkan untuk datang langsung akan ada diadakan nonton bareng. Dari ini lah interaksi hubungan sosial ini terus menguat sehingga jika terjadi konflik sedikitpun akan merusak hubungan sosial antar suporter dan nyawa hilang menjadi hal yang tidak sekali dua kali terjadi.

Rivalitas merupakan pertentang, permusuhan yang menimbulkan perkelahian, dalam dunia sepakbola rivalitas sangat tidak asing lagi karena untuk menjadi persaingan sengit dalam setiap pertandingan, seharusnya rivalitas hanya dalam lapangan dengan waktu 2x45 menit saja, selepas itu seharusnya suporter melupakan rivalitas sejenak ketika berada diluar lapangan atau pertandingan. Tetapi tidak dengan suporter Indonesia yang membawa sifat rivalitas dari dalam stadion ke kehidupan sehari-hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun