“Sebentar ya. Maaf saya ini penyandang tuna rungu” kata itulah yang aku ucapkan Usai membaca “Pada Keriuhan Kota”..
barangkali, jika melihatku sekilas memang terlihat normal. Namun, saya ini tetap bangga pada diriku–lagi-lagi, bukan dlam bahasa kesombongan. So, aku tak pernah menyembunyikan identitasku, apalagi minder.
Jadi, bagaimanakah dengan Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!