Di beberapa sekolah tingkat menengah atas sering kita mendengar keluhan bahwa OSIS tidak berjalan sesuai harapan. Banyak kekurangan sana sini. Padahal harapannya OSIS di tingkat pendidikan menengah atas harus sudah mandiri. Tidak perlu lagi guru yang turun tangan. Harusnya berbeda dengan OSIS tingkat menengah pertama. Terlebih lagi OSIS hanya dijadikan ajang meninggalkan jam pelajaran oleh beberapa oknum siswa.
Berangkat dari berbagai keluhan di atas, ada tips yang dapat dilakukan sebagai pembina OSIS atau pemangku kepentingan di sekolah. Adapun program yang bisa dikembangkan antara lain.
1. Refleksi dan evaluasi mingguan
Kegiatan ini sama dengan rapat OSIS pada umumnya, namun kegiatan ini menitik beratkan pada kepemilikan OSIS. Artinya pembina OSIS memfasilitasi anggota OSIS untuk mengungkapkan permasalahan yang mereka hadapi dan menemukan sendiri solusinya. Dengan demikian mereka terbiasa mengungkapkan permasalahan yang dihadapi serta komitmen untuk mengatasi permasalahan dengan mengusung kesepakatan bersama. Harapannya dengan hal ini dilakukan, maka timbul perasaan memiliki yaitu dari OSIS, oleh OSIS, dan untuk OSIS.
2. Diklat Kepemimpinan Berkelanjutan
OSIS adalah organisasi intra sekolah yang biasanya dibekali dengan pendidikan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Kegiatan pelatihan tersebut dilakukan hanya sekali diawal masa jabatan. Biasanya dilakukan setelah pelantikan OSIS. Hal tersebut bagus dilakukan, namun tidak hanya sekali selama kepemimpinan mereka.Â
Tidaklah cukup pendidikan kepemimpinan hanya dilakukan sekali dalam masa kepemimpinan suatu organisasi. Terlebih pada organisasi yang beranggotakan siswa. Orang dewasa saja perlu melakukan upgrading dalam meningkatkan kemampuan berorganisasi.Â
Idealnya pendidikan kepemimpinan OSIS dilakukan selama tiga kali. Kapan itu? Diklat pertama dilakukan diawal kepengurusan atau yang biasa kita sebut LDKS tadi. Yang kedua kita perlu laksanakan di pertengahan waktu kepengurusan. Dan terakhir dilaksanakan di akhir kepengurusan.Â
Apabila tahapan itu dilaksanakan maka akan terjaga jiwa kepemimpinan dalam organisasi mereka. Selain itu juga jiwa korsa, kedisiplinan, persaudaraan semakin solid dan baik.Â