Kenakalan remaja yang merokok di bawah umur terus menjadi perhatian utama di berbagai kalangan, terutama karena dampaknya terhadap kesehatan dan masa depan generasi muda. Data menunjukkan bahwa jumlah perokok remaja di bawah umur meningkat https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/perokok-aktif-di-indonesia-tembus-70-juta-orang-mayoritas-anak-muda Fenomena ini menggambarkan adanya celah dalam regulasi dan pengawasan terhadap penjualan rokok kepada anak di bawah umur.
Salah satu faktor terbesar yang mendorong remaja untuk merokok adalah pengaruh teman terdekatnya. Di usia muda, keinginan untuk diterima dalam kelompok pertemanan menjadi sangat kuat, sehingga banyak remaja yang merasa perlu untuk merokok agar tidak dianggap berbeda ,menurut mereka bahwa merokok adalah simbol kedewasaan. Iklan rokok seringkali menampilkan sosok-sosok yang dianggap keren, sukses, dan dewasa. Hal ini membuat remaja mengasosiasikan merokok dengan citra positif.
Bagi anak muda sekarang stereotip bahwa merokok adalah bagian dari gaya hidup modern, terutama bagi remaja yang ingin menonjolkan identitas mereka.Selain itu, perilaku merokok di kalangan remaja juga dianggap wajar dan menjadi bagian dari pencarian identitas mereka, meskipun mereka menyadari bahaya kesehatan yang ditimbulkan https://suluhnusantara.id/perilaku-merokok-remaja-gaya-hidup-kekinian-menuju-hancurnya-masa-tua-oleh-ririn-andrian
Untuk mengatasi kenakalan remaja perokok, peran orang tua sangat penting. Pendidikan tentang bahaya merokok harus dimulai dari rumah, dengan pendekatan yang terbuka dan komunikatif. Orang tua perlu menjadi teladan yang baik dan memastikan anak-anak mereka paham tentang konsekuensi jangka panjang dari kebiasaan merokok.
Keterbukaan dengan keluarga akan menjadi kunci untuk menurunkan angka perokok di kalangan remaja. diharapkan generasi muda dapat tumbuh tanpa terpapar bahaya rokok, sehingga kesehatan dan masa depan mereka tetap terjaga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI