Mohon tunggu...
Mukhamad Ardiansyah
Mukhamad Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Interested in caffeine and outdoor activities

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menemukan Kedamaian Batin dengan Stoikisme: Panduan Praktis

7 Juni 2024   06:15 Diperbarui: 7 Juni 2024   06:20 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, menemukan kedamaian batin bagaikan oase di tengah padang pasir. Rasa cemas, stres, dan depresi kerap kali mewarnai hari-hari kita. Berbagai godaan dan rintangan silih berganti menguji mental dan ketahanan kita.

Untungnya, kebijaksanaan kuno Stoikisme hadir menawarkan solusi. Stoikisme adalah filosofi hidup yang berfokus pada pengembangan kebajikan dan pengendalian diri untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.

Panduan praktis ini akan mengupas beberapa prinsip Stoikisme yang dapat membantu Anda menemukan kedamaian batin:

1. Membedakan Antara yang Bisa dan Tidak Bisa Dikendalikan

Salah satu sumber utama kecemasan dan stres adalah fokus pada hal-hal yang berada di luar kendali kita. Stoikisme mengajarkan kita untuk memisahkan antara apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak.

Hal-hal seperti pikiran, tindakan, dan reaksi kita terhadap situasi adalah sesuatu yang bisa kita kendalikan. Sedangkan, hal-hal seperti opini orang lain, kejadian alam, dan perilaku orang lain adalah sesuatu yang berada di luar kendali kita.

Dengan fokus pada apa yang bisa kita kendalikan, kita dapat mengarahkan energi dan usaha kita untuk membuat perubahan positif dalam hidup. Kita berhenti membuang-buang waktu dan tenaga untuk hal-hal yang tidak bisa diubah, dan mulai fokus pada apa yang bisa kita perbaiki.

 Contoh:

Saat terjebak macet, alih-alih marah dan kesal, terimalah bahwa situasi ini di luar kendali Anda. Fokuslah pada apa yang bisa Anda kendalikan, seperti mendengarkan musik, membaca buku, atau berlatih meditasi.

2. Menerima Apa Adanya

Ketidakmampuan untuk menerima kenyataan apa adanya adalah sumber utama penderitaan. Kita sering kali terjebak dalam penyesalan masa lalu atau kecemasan tentang masa depan. Stoikisme mengajarkan kita untuk menerima kenyataan apa adanya, baik itu menyenangkan maupun tidak menyenangkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun