Mohon tunggu...
Worklife

Semelek Wejengan Praktisi Ular Cawan

28 Desember 2018   15:48 Diperbarui: 28 Desember 2018   23:33 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Prosesi mencapai keingininan, kadangkala susah untuk diprediksi. Hasil yang diharapkan pun sering bertolak dari garis finish yang diinginkan. Tumpukan intervensi moral yang menggunung membuat faktor kegagalan menjadi jelas di depan mata. Seakan- akan berhasil hanya modal pasrah takdir yang Allah telah atur dan takdirkan. Pengkerdilan semangat juang dan mindet moral yang rapuh, ditambah lingkungan yang senasib seakan menjadi tabir kesuksesan, merebakkan kemalasan, dan berujung merosotnya INTEGRITAS seseorang.

Banyak orang yang ingin sukses, tapi bobrok dari segi proses. Seakan- akan poin penting, tujuan, kesuksesan hanya pada garis finish yang terpampang di depan mata. Prosesnya begitu mudah dan singkat, tanpa berjibaku merasakan lelahnya proses yang dilalui. berapa fakta realitas menyadarkan kita,  bahwa Anak kecil harus terjatuh ratusan kali sampai ia bisa berjalan, Petinju harus merasakan jotosan maut demi maut agar dirinya menjadi jawara. Sukses bukan datang serta merta apalgi harus mengorbankan INTEGRITAS untuk mencapai tujuan. Ada memang orang sukses karena kebejan, ditakdirkan untung. NAMUN, pada dasarnya dan mayoritas yang terjadi, pedihnya proses, yang begitu lugu memaafkan kegagalan dan kekecewaan menjadi komponen indah membangun kesuksesan.

Bagi seorang aktivis pendidikan dalam menempuh gelar profesi, Matangnya planning, melalui teori dan pembekalan akademik harus dijalani dengan nyaman. Tidak dibawa tekanan, apalagi hanya mengejar prospek gelar yang melekat setelah nama. Derasnya ilmu yang mengalir harus sigap ditimba dengan cepat, analisis pemahaman harus dikaji dengan sangat kritis, sebab kekeliruan dalam pemahaman menjadi bekal kuat yang dibawa pada saat pelayanan profesi pada masyarakat. Kesalahan medication eror, mayoritas terjadi di tangan individu praktisi.., yang mereka semua dicetak oleh sebuah institusi pendidikan yang terkareditasi.

Integritas bagi praktisi langsung kepada pasien, harus di latih dari niat tulus, saat tahap pendidikan, hingga pada ahirnya terjun dengan objek nyata yang bersangkutan dengan nyawa. Kekeliruan pada tahap pendidikan di atas kertas, adalah prospek wajar praktisi pendidikan, sebagai pengalaman yang membekas, membuat perbaikan di masa yang akan datang. Kegagalan pun pada dasarnya menjadi ilmu, dan kejujuran akan bodohnya terhadap ruang lingkup sesuatu pun adalah ilmu. Sebab dapat menjadi parameter siap/tidaknya serta kosong/tidaknya gelas pengetahuan seseorang sebelum terjun pada objek nyata,. Sebab, orang yang berilmu zaman now susah didapatkan, namun yang merasa berilmu banyak merebak di masyarakat.

Pada Akhirnya, Paduan gemilang pengetahuan didukung dengan akhlak integritas praktisi menjadi momentum kunci keberhasilan. Semangat juang, mindset moral, dan manajemen resiko setiap tindakan harus selalu diasa.  Kemampuan konseling dan komunikasi serta pengalaman sebagai jembatan indah yang tidak boleh dinafikkan. Sebab ada kalanya teori tidak sejalan dengan praktek, saling berintervensi, namun ada kebaikan dan kunci terapi didalamnya. Kemampuan analisis kritis dan komitmen penuh akan etika menjadi sepele namun berdampak besar jika tidak sejalan, serta aturan yang ada mesti diikuti dengan cermat dan teliti sebagai payung perlindungan hukum yang jelas terhadap kebebasan berprofesi.

Jaya Apoteker Indonesia...!!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun