Mohon tunggu...
muji winarsih
muji winarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Ilmu Hukum

niat, doa dan usaha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Toleransi adalah Cinta

5 Juni 2020   15:16 Diperbarui: 5 Juni 2020   15:14 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup di dalam negara yang sangat banyak perbedaan suku dan budaya bukanlah alasan kita untuk tidak saling menghormati satu sama lain. Warna kulit boleh berbeda, kebiasaan boleh berbeda, budaya dan tradisi pun boleh berbeda. Tapi, apakah perbedaan itu yang membuat kita dengan saudara sebangsa dan se tanah air untuk saling mencaci, merendahkan bahkan tidak menghargai satu sama lain? jika iya, itu adalah pemikiran yang salah. Perbedaan bukan untuk saling membenci dan bukan pula untuk dijadikan bahan cacian dan gurauan.

Perbedaan adalah salah satu cara agar kita saling belajar bertoleransi yang tentunya di dasari dengan cinta. Setiap orang berhak memiliki rasa cinta tanpa memandang perbedaan, cinta adalah anugerah, cinta ada bukan untuk membenci, tapi cinta ada untuk saling menghargai dan menerima. Jika suatu keadaan yang menjadikan masing - masing dari kita untuk saling membenci dan menjadikan perbedaan adalah alasan untuk tidak menerima keadaan tersebut maka, dimana kini Bhineka Tunggal Ika kita?

Perbedaan yang menjadikan kita adalah bangsa yang bersatu dengan beragam suku dan budaya di dalamnya. Dimana jiwa pancasila kita? yang dijadikan pedoman untuk saling menghormati, berkemanusiaan, bersikap adil dan beradab. Tidak kah kita malu dengan lambang negara kita Garuda? dengan gagahnya sang garuda mengepakkan kedua sayapnya dan menerima semua perbedaan yang ada di negara yang kita cintai ini. Beragam perbedaan dan karakteristik masing - masing di tonjolkan dan dijadikan pedoman untuk berbangsa dan bernegara yang saling menyayangi, tidak membedabedakan ras dan suku yang ada.

Sampai sini, sudahkan kita memiliki cinta? cinta untuk saling merengkuh dalam pelukan perbedaan untuk menjadi utuh dan tak mudah terpecah belah. Sudahkah kita membuka mata kita untuk melihat realita yang ada? bahwa negara kita Indonesia tercinta tidak bisa dipisahkan dari budaya yang beragam dan suku yang beribu. Untuk apa saat ini kita sibuk memperdebatkan perbedaan diantara kita, yang menjadikan kita lupa bahwa kita memiliki Bhineka Tunggal Ika yang dijunjung tinggi demi persatuan indonesia. Kita memiliki jiwa Pancasila yang tertanam dalam hati kita untuk saling menghargai perbedaan, bukan untuk bahan cacian.

Mari kita sama - sama mencintai diri kita sendiri dan saudara kita se bangsa dan se tanah air kita. Ibu pertiwi yang megah dan indah yang  penuh dengan keragaman menjadikan kita satu untuk maju bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun