Mohon tunggu...
Mujiono Sang Putra
Mujiono Sang Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Mahasiswa Program Doktor UNDIKSA

Mendengar, Membaca, Memilah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Pancasila untuk Generasi Milenial dan Z

18 Desember 2024   17:09 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:09 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Pendidikan Pancasila untuk Generasi Milenial dan Z

Dalam era digital yang semakin maju, generasi Milenial dan Z hidup dalam dinamika yang penuh tantangan. Teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial-budaya membawa dampak signifikan terhadap cara hidup, berpikir, dan bertindak generasi ini. Di tengah arus perubahan tersebut, nilai-nilai kebangsaan yang terkandung dalam Pancasila sering kali terabaikan. Oleh karena itu, pendidikan Pancasila perlu direkonstruksi agar relevan dan efektif dalam membentuk karakter generasi Milenial dan Z sebagai penerus bangsa.

Pancasila: Fondasi Nilai Bangsa

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, bukan sekadar kumpulan nilai abstrak. Kelima sila dalam Pancasila mencerminkan prinsip-prinsip hidup yang mampu mempersatukan keberagaman Indonesia. Nilai-nilai seperti Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan menjadi landasan dalam membangun masyarakat yang inklusif dan berkeadaban.

Namun, dalam konteks pendidikan, pengajaran Pancasila sering kali masih bersifat formalistik dan teoritis. Pendekatan yang terlalu menekankan hafalan tanpa mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari membuat nilai-nilai Pancasila sulit diterapkan oleh generasi muda. Generasi Milenial dan Z membutuhkan pendekatan baru yang lebih kontekstual, interaktif, dan relevan dengan kehidupan mereka.

Tantangan Pendidikan Pancasila di Era Digital

Generasi Milenial dan Z dikenal sebagai digital natives, yaitu generasi yang tumbuh bersama teknologi. Ciri khas generasi ini meliputi pola pikir kritis, keterbukaan terhadap perubahan, dan keterhubungan global. Namun, beberapa tantangan muncul dalam upaya internalisasi nilai-nilai Pancasila pada generasi ini:

  1. Individualisme dan Globalisasi: Paparan budaya global melalui media sosial sering kali mengikis semangat kolektivitas dan rasa kebangsaan.
  2. Informasi yang Berlebihan: Era digital menghadirkan informasi dalam jumlah besar, termasuk informasi yang menyesatkan atau bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
  3. Kesenjangan Antargenerasi: Metode pengajaran tradisional sering dianggap membosankan dan tidak relevan oleh generasi Milenial dan Z.
  4. Minimnya Keteladanan: Krisis kepemimpinan dan kurangnya figur panutan yang merepresentasikan nilai-nilai Pancasila menjadi hambatan dalam pendidikan karakter.

Rekonstruksi Pendidikan Pancasila

Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan rekonstruksi pendidikan Pancasila yang mampu menjembatani nilai-nilai tradisional dengan konteks modern. Pendekatan ini melibatkan transformasi dalam kurikulum, metode pengajaran, serta media pembelajaran. Berikut adalah strategi yang dapat dilakukan:

  1. Integrasi Nilai Pancasila dalam Kehidupan NyataPendidikan Pancasila harus lebih dari sekadar teori. Guru dan institusi pendidikan perlu mengaitkan nilai-nilai Pancasila dengan situasi nyata yang relevan dengan kehidupan generasi Milenial dan Z. Misalnya, sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat diintegrasikan melalui dialog lintas agama yang mengedepankan toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman.

  2. Pemanfaatan Teknologi DigitalTeknologi digital dapat menjadi sarana efektif untuk menyampaikan nilai-nilai Pancasila. Pengembangan aplikasi pendidikan, permainan interaktif, serta konten media sosial yang kreatif dapat menarik perhatian generasi muda. Misalnya, simulasi virtual tentang pengambilan keputusan demokratis dapat membantu siswa memahami sila keempat secara praktis.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun