Mohon tunggu...
Mujiono H. Pohi
Mujiono H. Pohi Mohon Tunggu... -

Simple and Natural

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kritis Dimensi

3 Januari 2014   13:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:12 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

KRITIS DIMENSI

Penulis : Mujiono H. Pohi

Twitter : @Jhonopohi



Kehidupan manusia dari masa ke masa dipengaruhi perubahan perkembangan zaman, perubahan – perubahan yang terjadi tak lain dibuat oleh tingkah manusia, walaupun sedikitnya alam mempengaruhi apa yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Perubahan - perubahan zaman yang dilalui manusia dibekukan menjadi dimensi. Dimana terdapat empat dimensi perubahan yang dilalui oleh manusia hingga masa saat ini, yaitu dimensi pra-agricultural, dimensi agricultural, dimensi industry, dan dimensi infomasi. Perkembangan dimensi ke dimensi sering terjadi sedikitnya adopsi perubahan.

Dimensi pra-agricultural menjadi awal manusia berkembang, pada dimensi ini manusia menjalankan kehidupannya dengan bercocok tanam namun masih dalam keadaan nomaden. Dimasa dimensi pra-agricultural manusia belum memahami tentang perniagaan dan informasi, walaupun praktek komunikasi nonverbal menjadi kegiatan informasi yang dijalankan oleh manusia agricultural. Manusia pada dimensi pra-agricultural hanya memenuhi kebutuhan primer berupa berkembang biak, makan, dan hidup.

Beratus tahun setelah diawali oleh kaum pra-agricultural, manusia mulai berkembang menjadi manusia agricultural. Dasar lahirnya system berniaga pada kehidupan manusia pertama kali lahir dimasa dimensi agricultural. Pada masa dimensi agricultural manusia mulai melakukan transaksi dengan cara barter (tukar-menukar).

Manusia agricultural tetap mengadopsi system kehidupan pra-agricultural dengan tetap melakukan pekerjaan bercocok tanam. Berbeda, manusia agricultural bercocok tanam tidak bersifat nomaden. Hasil dari pertanian manusia agricultural inilah yang dijadikan sebagai alat barter dalam berniaga.

Konsistensi – konsistensi manusia dimensi pra-agricultural dan manusia agricultural bercocok tanam menjadi salah satu penyebab lahirnya dimensi baru, yaitu dimensi industry. Dimensi industry mulai mengembangkan system barter kaum agricultural dengan melahirkan transaksi ekonomi baru. Dimensi industry menjadi landasan terciptanya perubahan besar – besaran dibidang pertanian, pertambangan, transportasi dan teknologi.

Pengembangan perubahan – perubahan dimensi industry melahirkan suatu dimensi baru yang berguna dalam pertahanan perubahan, yaitu dimensi informasi. Dimensi informasi merupakan dimensi terakhir yang dillalui oleh manusia, dimana dimensi ini berhubungan dengan pemroses, observasi, informasi, artinya pokok pembicaraan adalah informasi. Berkaitan dengan dimensi industry, dimensi informasi berguna sebagai alatpertahanan dan perluasan dimensi industry hingga saat ini.

Namun, Berbarengan dengan perubahan besar yang terjadi, terselip kerugian dari perubahan – perubahan yang dilahirkan oleh manusia industry. Seperti pandangan Toffler, bahwa para penguasa ataupengusaha setempat itu sering mudah diperalat, disuap, diberi hadiah dan keuntungan pribadi oleh para pendatang dari barat itu sebagai imbalan atas jasa mereka yang telah memeras tenaga kerja pribumi. Menindas pembangkangan, dan membikin ketentuan baru setempat yang menguntungkan para pendatang. Begitu para penakluk itu mengenai suatu koloni, begitu kekuasaan kolonialisme mereka menetapkan harga bagi bahan mentah yang diutamakan kaum bisnis mereka serta membikin peraturan-peraturan ketat untuk mencegah saingan asing lainnya menaikkan harga penawaran. (Toffler 1998: 128)

Dimensi industry menjadi pelopor lahirnya ajang lomba dan jual – beli kekuasaan. Tak lain hal ini karena manusia mulai lapar dengan transaksi keuangan yang dilahirkan dimasa dimensi industry.

Keuntungan besar – besaran yang dilakukan pada dimensi industry sebagai ajang kekuasaan akan terus berlangsung lebih lama, di lihat dari dimensi informasi. Beberapa kaum akan mempergunakan dimensi informasi ini sebagai alat untuk memahami dan menguasai industry agar menghindari persaingan yang ketat dan saling menguasai industry.

Jika dilihat dari konteks dimensi, negara Indonesia berada diantara dimensi industry dan informasi, sebagian besar rakyat indonesia menjadikan informasi sebagai kebutuhan utama, dan indonesia pula memiliki industry dibeberapa titik walaupun penguasaannya berada pada tangan asing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun