Desa sanan, kecamatan Blimbing, kota Malang dikenal sebagai kampung padat penduduk dengan 80 % penduduknya bekerja di bidang industri tempe. Tempe hasil produksi desa Sanan pun tidak hanya didistribusikan ke wilayah Malang saja akan tetapi distribusi tempe produksi desa Sanan sudah mencapai wilayah Pasuruan, Sidoarjo, bahkan Surabaya tak hanya tempe biasa yang dikenal sebagai bahan masakan sehari-hari desa Sanan juga mulai berinovasi melalui olahan-olahan tempe lain seperti halnya keripik tempe.
Menurut penuturan salah satu warga produksi tempe di desa Sanan dalam sehari bisa mencapai 4 ton bahan baku kedelai, tingginya tingkat produksi tempe tentu juga menghasilkan limbah sisa produksi, seperti halnya limbah padat dan juga limbah cair. Menurut warga setempat limbah padat dan cair sisa produksi tempe biasa dijual kepada peternak setempat untuk dijadikan pakan ternak sapi.
Bersama warga RT.01 dan RT.02 pada Senin (28/09) sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan PMM Mitra Dosen Universitas Muhammadiyah Malang mengajak warga setempat membuat pupuk organik cair dengan melakukan fermentasi air sisa rebusan kedelai lalu nantinya akan digunakan sebagai pupuk tanaman hidroponik yang sebelumnya sudah di tanam bersama warga setempat.
Harapannya dengan adanya kegiatan PMM ini warga setempat dapat mengolah limbah cair dari sisa industri pembuatan tempe menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi tanaman hidroponik dan mampu menghasilkan tanaman organik hidroponik yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H