Mohon tunggu...
Mujiburrahman
Mujiburrahman Mohon Tunggu... Dosen - Kandidat Doktor Universitas Pendidikan Ganesha

Dosen di Universitas Pendidikan Mandalika dan sedang menempuh Program Doktor di Universitas Pendidikan Ganesha program studi Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Plato ke Pemimpin Masakini: Eksplorasi Kekuasaan dalam Pendidikan

9 Desember 2024   21:17 Diperbarui: 9 Desember 2024   21:26 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: image creator/mujiburrahman

Pada masa kini, peran kekuasaan dalam pendidikan semakin kompleks. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan organisasi internasional memainkan peran penting dalam menentukan kebijakan pendidikan. Contohnya, kebijakan pendidikan inklusif dan penghapusan diskriminasi gender dalam pendidikan merupakan hasil dari upaya panjang berbagai pihak untuk mewujudkan sistem pendidikan yang adil.

Namun, tantangan tetap ada. Kekuasaan yang terpusat dapat menyebabkan ketimpangan akses pendidikan, terutama di daerah terpencil atau negara berkembang. Selain itu, intervensi politik dalam kebijakan pendidikan sering kali menghasilkan kebijakan yang tidak konsisten dan berubah-ubah.

Pemimpin Masa Kini dan Pendidikan

Pemimpin masa kini memiliki peran besar dalam menentukan arah pendidikan di negara masing-masing. Visi dan kebijakan mereka dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan kesetaraan akses bagi seluruh masyarakat. Misalnya, kebijakan tentang teknologi pendidikan dan digitalisasi di berbagai negara merupakan upaya untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan zaman. Pendidikan di Finlandia adalah contoh nyata dari pendekatan yang inovatif dan inklusif. Sistem pendidikan di Finlandia dikenal sebagai salah satu terbaik di dunia, dengan fokus pada perkembangan anak sebagai pembelajar seumur hidup1. Pemerintah Finlandia sangat mengedepankan pendidikan yang gratis dan tidak ada ujian atau pekerjaan rumah, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih bebas dan menikmati proses belajar2. Selain itu, teknologi digunakan secara efektif untuk mendukung pembelajaran, memastikan bahwa siswa siap menghadapi dunia digital yang semakin kompleks3.

Dengan pendekatan yang berfokus pada kesejahteraan siswa dan penggunaan teknologi, Finlandia telah mencapai hasil yang luar biasa dalam ujian internasional seperti PISA. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pendidikan yang tepat dan pemimpin yang berkomitmen dapat membawa perubahan positif yang signifikan dalam sistem pendidikan. Pemimpin pendidikan di Finlandia juga dikenal karena memberikan kebebasan penuh kepada guru untuk meramu kurikulum dan metode pengajaran, yang memungkinkan pendekatan yang lebih kreatif dan adaptif4.

Namun, penting untuk dicatat bahwa Finlandia juga memiliki pendekatan yang hati-hati terhadap penggunaan teknologi. Beberapa sekolah bahkan memutuskan untuk mengurangi penggunaan perangkat digital dan kembali ke metode pembelajaran yang lebih tradisional. Hal ini dilakukan karena adanya kekhawatiran bahwa penggunaan teknologi yang berlebihan dapat mengganggu konsentrasi siswa dan mengurangi interaksi sosial.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Finlandia memiliki keseimbangan yang baik antara penggunaan teknologi dan metode pembelajaran tradisional. Mereka tidak sekadar mengikuti tren, tetapi memilih teknologi yang benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran siswa.

Dengan demikian, pendidikan di Finlandia menjadi contoh bagus bagaimana visi dan kebijakan pemimpin dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan kesetaraan akses bagi seluruh masyarakat.

Kesimpulan

Dari Plato hingga para pemimpin masa kini, kekuasaan telah dan akan terus memainkan peran penting dalam pendidikan. Penting bagi kita untuk terus mengevaluasi dan mengkritisi kebijakan pendidikan agar selalu selaras dengan nilai-nilai keadilan, inklusivitas, dan kebijaksanaan. Hanya dengan demikian, kita dapat menciptakan sistem pendidikan yang mampu mencetak generasi penerus yang cerdas, adil, dan bermartabat.

Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun