Mohon tunggu...
Mujiburrahman
Mujiburrahman Mohon Tunggu... Dosen - Kandidat Doktor Universitas Pendidikan Ganesha

Dosen di Universitas Pendidikan Mandalika dan sedang menempuh Program Doktor di Universitas Pendidikan Ganesha program studi Ilmu Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pasangan Pengantin dan Papan Tulis, Uniknya Hari Guru dengan Nuansa Begawe

26 November 2024   10:07 Diperbarui: 26 November 2024   11:05 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gotong royong juga mengajarkan siswa tentang pentingnya kepedulian dan empati terhadap sesama. Dalam suasana gotong royong, setiap individu diakui dan dihargai kontribusinya, tidak peduli seberapa besar atau kecil. 

Ini membantu siswa mengembangkan sikap peduli dan saling menghormati, yang merupakan dasar penting dalam pendidikan karakter. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai gotong royong di sekolah, kita membentuk siswa menjadi individu yang bertanggung jawab dan berempati.

Selain itu, gotong royong juga mempromosikan konsep keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Siswa belajar bahwa melalui kerja sama dan usaha bersama, mereka dapat mencapai tujuan yang lebih besar dan lebih bermakna. Ini mempersiapkan mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang aktif dan berkontribusi, yang paham akan pentingnya bekerja sama untuk kebaikan bersama.

Mengapa Begawe Penting di Hari Guru?

Tradisi Begawe membawa banyak nilai yang relevan dengan pendidikan dan pembentukan karakter. Dengan mengintegrasikan tradisi ini dalam perayaan Hari Guru, kita tidak hanya merayakan peran guru, tetapi juga mengajarkan siswa tentang pentingnya gotong royong, kebersamaan, dan penghargaan terhadap budaya lokal. 

Seperti yang diungkapkan oleh Haryanto (2007), tradisi lokal seperti Begawe memiliki potensi besar dalam mendidik generasi muda tentang nilai-nilai sosial dan budaya, serta memperkuat identitas dan kebanggaan mereka terhadap warisan budaya mereka.

Mengintegrasikan tradisi Begawe di Hari Guru juga memberikan kesempatan untuk memperkenalkan siswa pada berbagai aspek budaya yang mungkin belum mereka kenal sebelumnya. Ini memperluas wawasan mereka dan membantu membangun rasa hormat dan penghargaan terhadap keragaman budaya. Dengan memahami dan menghargai budaya lokal, siswa lebih siap untuk menjadi warga dunia yang menghormati perbedaan dan bekerja menuju harmoni sosial.

Selain itu, dengan melibatkan guru dan siswa dalam kegiatan berbasis tradisi Begawe, kita menciptakan pengalaman belajar yang kaya dan bermakna. Ini bukan hanya tentang belajar di dalam kelas, tetapi juga tentang belajar melalui pengalaman langsung, yang sering kali lebih berdampak dan tahan lama. 

Dengan cara ini, perayaan Hari Guru menjadi lebih dari sekadar perayaan; ia menjadi platform untuk pembelajaran mendalam dan keterlibatan komunitas.

Perayaan Hari Guru dengan nuansa Begawe menawarkan cara yang unik dan bermakna untuk mengapresiasi dedikasi para pendidik, sambil mengajarkan siswa tentang pentingnya nilai-nilai lokal dalam kehidupan mereka. Mari kita rayakan Hari Guru dengan semangat Begawe, menghidupkan kembali tradisi yang penuh makna dan kebersamaan.

Referensi:

  • Geertz, C. (1960). The Religion of Java. University of Chicago Press.
  • Haryanto, T. (2007). Pendidikan Sosial Melalui Tradisi Lokal. Pustaka Pelajar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun