Mohon tunggu...
Mujibur Rahman
Mujibur Rahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akademik

Seeker of God

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perempuan dan Pendidikan Tinggi

18 Juli 2024   19:01 Diperbarui: 18 Juli 2024   19:03 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubahan: MUJIBUR RAHMAN 

          Ketika seorang perempuan memilih untuk mengejar pendidikan tinggi, seringkali pandangan dari orang-orang di sekitarnya tidak sejalan. Mereka dengan mudah mengkritik bahwa investasi dalam pendidikan hanya menghabiskan uang dan menghasilkan sedikit imbalan finansial, terutama ketika akhirnya ia menghadapi kenyataan menjadi seorang honorer dengan gaji yang pas-pasan. dan atau hanya menjadi ibu rumah tangga.

         Kritikan-kritikan itu sering kali datang dalam bentuk pesimisme yang menganggap melanjutkan pendidikan lebih tinggi sebagai kesalahan, terutama bagi perempuan yang nantinya diharapkan menjadi ibu rumah tangga. Argumentasi yang sering terdengar adalah "Tidak ada gunanya sekolah tinggi jika gaji yang didapat kecil," atau "Mengapa perlu kuliah kalau sulit mendapatkan pekerjaan?" Bahkan ada yang mengatakan "Percuma memiliki gelar S1 jika hidup masih sulit" atau "S2 tidak akan berguna jika tidak segera menikah."

        Namun, pandangan ini sering kali melupakan fakta bahwa ilmu yang didapat dari pendidikan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Semangat untuk meraih perubahan juga bisa menjadi contoh yang kuat bagi anak-anak. Mungkin hari ini kehidupan seseorang belum berubah secara signifikan setelah mengejar pendidikan tinggi, tetapi dia telah memperoleh pengetahuan untuk mendidik anak-anaknya dengan baik.

        Saat ini, meskipun kehidupannya mungkin masih diwarnai dengan kesulitan, di masa depan teman sekelasnya atau jaringan sosialnya yang didapat dari masa kuliah dapat menjadi jalan untuk memberikan rezeki yang berkelanjutan bagi kehidupan anak-anaknya puluhan tahun ke depan. Dengan demikian, investasi dalam pendidikan tinggi bukanlah pemborosan, melainkan investasi jangka panjang yang bisa memberikan manfaat tidak hanya bagi individu itu sendiri, tetapi juga bagi generasi yang akan datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun