Mohon tunggu...
Mujiburrahman
Mujiburrahman Mohon Tunggu... Swasta -

Karena perubahan itu nyata ketika harapan di imbangi dengan usaha dan doa, selama kita hanya terus menerus didalam tataran perbincangan dan tuntutan saja perubahan yang diharapkan tidak akan mungkin datang dengan sendirinya akan tetapi didalam suatu proses perubahan ada baiknya suatu perbincangan agar tidak gegabah didalam mengambil suatu tindakan guna mendapati perubahan yang di cita - citakan bersama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masih Soal Listrik "Byarpet" di Kalimantan Selatan

31 Maret 2016   12:02 Diperbarui: 31 Maret 2016   12:06 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kurun satu bulan dari sekarang, masih lekat dalam ingatan tentang meme yang bertuliskan "Ayo ke Kalsel; ada fenomena langka; PLN Kalselteng mempersembahkan dipulau yang penuh energi pemadaman listrik 3x sehari bahkan 4x sehari, ayo buruan ke kalsel". Hal ini disebabkan diadakanya pemadaman bergilir oleh pihak PLN Kalselteng dengan dalih dimulai dari pemeliharaan, perbaikan mesin pembangkit, kurangnya pasokan, bahkan sampai ke permasalahan pembebasan lahan untuk pendirian tower baru.

Kendati demikian, masyarakat tidak mau tau mengenai dalih yang dikeluarkan PLN Kalselteng. Masyarakat hanya tau bahwa Kalimantan merupakan pulau penuh energi baik itu minyak ataupun batubaranya dan sungguh ironis sebagai pulau penghasil energi tapi listriknya masih saja byarpet, begitulah kira-kira tanggapan sebagian besar masyarakat Kalsel.

Permasalahan byarpet ini juga menuai aksi dari elemen mahasiswa baik di tingkat lokal Banjarmasin sampai para mahasiswa yang sedang kuliah di Jakarta pun ikut menyuarakan permasalahan daerah Kalsel saat ini. Dengan memakai hastag #melawangelap #banuatarang yang tergabung dalam Gerakan Kalimantan Terang, aksi para aktivis mahasiswa ini terus berlanjut baik itu di media sosial, Dialog Publik dan Demonstrasi bahkan Pemimpin baru Kalsel pun tidak tinggal diam, dari memanggil para pimpinan PLN Kalselteng, sampai mengadu kepada Presiden Joko Widodo mengenai krisis listrik di Kalimantan Selatan yang dari sejak lama tidak pernah selesai.

Di sisi lain saya menemukan hal menarik yang juga membuka mata saya, berawal dari status seorang kawan inisial HD "maaf kawan, jangan mengatasnamakan borneo hanya karena permasalahan PLN di kota besar, perlu diingat masih ada kampung yang hanya bercahayakan lentera" tentunya ini memang benar adanya, saya pernah menemukan sebuah kampung atau desa yang apabila malam hanya bercahayakan lampu semprong, dan ada listrik apabila dirumah memiliki mesin dumping atau sebagainya.

Secara nasional, rata-rata elektrifikasi Indonesia baru mencapai 70 % ini artinya ada lebih dari 50 juta saudara-saudara kita di perkampungan belum menikmati akses listrik dari Negara. Dan Tentunya rendahnya akses terhadap listrik ini mempengaruhi tingkat perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.

Saat ini pasokan listrik hanya terpusat di Kota besar terutama di pulau Jawa, Madura dan Bali. Sebaliknya kondisi di pedesaan yang letak geografisnya sulit dijangkau seperti di pegunungan dan pedalaman membuat pembangunan infrastuktur (Energi listrik) mungkin dianggap tidak efektif dan memerlukan biaya besar, sehingga ini menimbulkan kesenjangan yang semakin tinggi di antara daerah perkotaan dan pedesaan. persoalan listirik ini hanya sebagian kecil gambaran permasalahan di Indonesia.

Dalam percakapan di Whatsapp salah seorang senior menyinggung pada Energi Terbarukan, inisial IS "seminar kelistrikan temanya alternatif sumber daya listrik dari SDA Kalsel" , inisial R "Potensi lahan gambut kalimantan sebagai sumber tenaga listrik daerah", tentunya seandainya ini dilaksanakan penelitian yang didukung Pemerintah Daerah dan Kemenristek, ini merupakan saran yang membangun bagi Kalimantan Selatan khususnya karena Indonesia  memiliki potensi yang besar untuk memanfaatkan sumber-sumber energi terbarukan lainnya, seperti panas bumi, tenaga air, angin, dan biomassa.

Tentunya saya apresiasi kepada seluruh pihak yang pada hari ini sudah turun ke jalan untuk menyuarakan permasalahan banua ini, karena pemadaman listrik ini banyak mengganggu aktitivitas masyarakat dimulai dengan Manajemen PLN Kalselteng Bermasalah, persiapan Siswa UN Terganggu belajar, Usaha mengalami kerugian sampai kepada tidak bisa mencharge Handphone kaerena listrik padam, namun yang saya liat aksi ini berujung pada bentrok dengan aparat dan saya tidak melihat adanya niat pemberian solusi terhadap permasalahan listirk ini, yang ada hanya berupa tuntutan dan bentrok.

Karena perubahan itu nyata ketika harapan di imbangi dengan usaha dan doa, selama kita hanya terus menerus didalam tataran perbincangan dan tuntutan saja perubahan yang diharapkan tidak akan mungkin datang dengan sendirinya akan tetapi didalam suatu proses perubahan ada baiknya suatu perbincangan agar tidak gegabah didalam mengambil suatu tindakan guna mendapati perubahan yang di cita - citakan bersama.

Yang menjadi pertanyaan mendasar adalah perubahan itu untuk siapa...?? dan untuk apa ...???? serta bagaimana cara untuk mencapai perubahan yang dimaksud ...?

Diri sendirikah? golongan - golongankah? atau sebatas exsistensi yang dibangun agar tidak kehilangan pengaruh?
yang saat ini saya sadari adalah jangan banyak kita bermimpi untuk terjadinya suatu perubahan didalam kehidupan ketika masih banyak jiwa - jiwa yang tersesat didalam sekat - sekat yang dibangun oleh dirinya sendiri, yaitu sekat - sekat yang masih berbicara tentang seberapa banyak yang akan kitadapatkan dan apakah perut kita akan cukup terisi dengan daging - daging nikmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun