Mohon tunggu...
Mujahid Zulfadli AR
Mujahid Zulfadli AR Mohon Tunggu... Guru - terus berupaya men-"jadi" Indonesia |

an enthusiast blogger, volunteer, and mathematics teacher | https://mujahidzulfadli.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Gejala Mukidi dan Kebutuhan Bercanda Kita

29 Agustus 2016   20:21 Diperbarui: 30 Agustus 2016   17:35 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: jawapos.com

Murid-murid saya dulu, di Papua sana, hanya sesekali mengajak saya Mop.

Pak guru, ayo kitorang baku Mop,” kata mereka. Setelah itu, kami akan duduk melingkar, bercerita, dan tertawa bersama-sama. Setelah bubar, kami kembali ke peran masing-masing. Bukan sebagai pelawak. Karena bercanda, ada waktunya. Barangkali kita perlu belajar dari komedian-komedian di WIB dan budaya Mop Papua.

Ya, begitulah barangkali. Barangkali kita harus punya timing yang tepat dan konten cerita yang tidak random untuk menyebarkan Mukidi. Saya juga seorang penikmat Mukidi. Barangkali karena humor adalah bahasa yang universal yang setua dengan umur manusia dan kemanusiaan.

Atau jangan-jangan, untuk mengingat pesan humor, ia harus berangkat dengan cerdas dan tidak sporadis.

Terus berkabar (dan bercerita).

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun