Tahun Muharram ini adalah tahun 1442 H. Namanya Tahun Jimakir. Tahun baru yang di kalender Masehi tahun 2020 masuk dalam Windu Sancaya yang mana sudah dimulai sejak tahun kemarin, dan dalam beberapa tahun ke depan akan memasuki Windu Adi. Windu Sancaya memiliki ciri  silahturahmi , seperti  sifat periang dan ramah satu sama lain.Â
Hal ini mengantarkan masa masa menyongsong Windu Adi yang memiliki sifat memiliki keunggulan dalam segala hal dan banyak hal-hal baru bermunculan. Maka tahun baru ini rasanya layak untuk berharap atas terbangunya kembali kejayaan bangsa ini, Bangsa Indonesia.
Tahun ini namanya Jimakir. Tahun Jimakir ini ditandai dengan jatuhnya tanggal 1 Muharram pada hari Kamis Kliwon. Â Sebagaimana kita tahu ada delapan nama tahun dalam kalender Jawa.Â
Baca juga : Muharram; Duka Cita Sang Syahid
Satu putaran delapan tahunan dinamakan windu. Artinya satu windu lamanya 8 tahun. Windu Sancaya ini adalah Windu keempat dan akan kembali kepada Windu Pertama yaitu Windu Adi. Jika seseorang melewati umurnya selama dua siklus windu maka di hari pertama memasuki siklus ketiga orang tersebut akan menemui neton dan nama tahun yang persis saat ia dilahirkan.Â
Hari itu namanya tumbuk agung. Biasanya hari itu diperingati secara special. Ambil contoh Tanggal Kemerdekaan Indonesia yang terjadi di tahun 1945, maka hari tumbuk agungnya terjadi di tahun 2009.
Berbicara tentang perhitungan kalender tahun, memahami ciri tahun, hitungan tahun, windu, dan siklusnya adalah bicara tentang aspek ruang dan waktu. Ada yang bilang semua hari baik. Ada yang bilang semua tahun baik. Ada yang bilang tidak ada posisi yang tidak baik. Tetapi pengetahun dan sejarah manusia mengajarkan bahwa baik itu satu hal sedangkan kesesuaian itu hal yang berbeda.Â
Semua angka baik, tetapi belum tentu semua angka sesuai dengan jawaban yagn dibutuhkan. Posisi di depan baik, di belakang baik, di atas atau bawah, saamping juga baik. Tetapi posisi mana yang tepat juga penting untuk diperhitungkan. Salah posisi bisa menyebabkan celaka.
Harapanya dengan mengetahui hitungan, posisi, dan aspek ruang waktu seperti itu maka strategi dan langkah yang diambil bisa lebih tepat, lebih efisien, tidak boros energy serta tidak salah arah.Â
Eksekusi masalah menjadi hemat waktu, serta tidak meninggalkan masalah baru. Proses trial and error menjadi berkurang sehingga tidak menguras sumber daya dan tidak boros energi.Â
Jalan yang ditempuh lebih terang dan gambling, sehingga meminimalisir kesalahan membaca rambu atau bahkan tersesat. Arah menjadi lebih jelas dan meminimalisir waktu untuk bertanya atau tengok tengok peta.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!